Tuesday, February 25, 2020

Jenis-Jenis Sapi Potong Tropis Dan Subtropis, Ini Ciri-Cirinya!

  • Beberapa bangsa sapi potong subtropis yg sudah dikenal sebagai bibit sapi potong di kalangan masyarakat peternakan Indonesia yaitu : 1) Sapi Shorthorn 2) Sapi Hereford 3) Sapi Charolais 4) Sapi Aberdeen Angus 5) Sapi Simmental 6) Sapi Limousin
  • Bangsa sapi potong tropis yg dikenal sebagai bibit sapi potong di masyarakat peternakan Indonesia yaitu : 1) Sapi Bali 2) Sapi Madura 3) Sapi Aceh 4) Sapi Ongole 5) sapi Peranakan Ongole 6) Sapi Brahman.
Bangsa-bangsa sapi di dunia ini bis,a dikelompokkan dalam dua kelompok besar berdasarkan daerah asal dan persebarannya, yaitu Bangsa Sapi Potong Tropis dan Sub Tropis. Sapi apa saja yg termasuk dalam bangsa sapi potong tropis dan jenis sapi apa saja yg masuk bangsa sapi potong sub tropis? Berikut ini uraian selengkapnya mengenai bangsa-bangsa sapi didunia.
Sapi yaitu binatang ternak anggota suku Bovidae dan anaksuku Bovinae. Sapi yg sudah dikebiri dan biasanya dipakai untuk membajak sawah dinamakan Lembu. Sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia.
Jenis dan Ciri-tanda Sapi Potong Yang Termasuk Bangsa Sapi Potong Tropis

Bangsa sapi potong tropis yaitu bangsa sapi potong yg berasal dari belahan dunia beriklim tropis. Bos indicus (sapi bangsa Zebu) merupakan bangsa sapi potong berponok dari daerah tropis di Asia yg kita kenal kini ini. Bangsa sapi potong tropis merupakan salah satu bangsa yg menjadi bibit sapi potong. Bibit ternak merupakan salah satu faktor yg harus diperhatikan dalam perjuangan peternakan sapi potong, selain faktor pakan, perkandangan, penyakit, limbah dan penanganan panen. (Sudarmono dan Sugeng , 2008).

Ciri-tanda umum bangsa sapi potong tropis yaitu sebagai berikut :
  • Umumnya berponok disebut juga istilah berkelasa, walaupun ada yg tidak berponok. 
  • Pada bab ujung indera pendengaran meruncing, kepala panjang dengan dahi sempit.
  • Kulit longgar dan tipis (5-6 mm), Kelenjar keringat besar. 
  • Timbunan lemak rendah.
  • Garis punggung bab tengah berbentuk cekung dan bab tunggingnya miring. 6) Bahu pendek, halus dan rata. 
  • Kakinya panjang sehingga bergerak lincah.
  • Lambat dewasa, rata-rata berat maksimal 250-650 kg sanggup dicapai pada umur 5 tahun.
  • Bentuk tubuh sempit dan kecil. 10) Ambing kecil. dan produksi susu rendah. 
  • Tahan terhadap suhu tinggi dan kehausan.
  • Kadar air yg terkandung dalam kotoran rendah.
  • Toleran banyak sekali jenis pakan sederhana yg kandungan serat berangasan tinggi.
  • Tahan terhadap gigitan nyamuk dan caplak.
Bangsa sapi potong tropis yg dikenal sebagai bibit sapi potong di masyarakat peternakan Indonesia yaitu : 1) Sapi Bali 2) Sapi Madura 3) Sapi Aceh 4) Sapi Ongole 5) sapi Peranakan Ongole 6) Sapi Brahman.

1. Sapi Bali
Sapi Bali, berdasarkan Hardjosubroto dan Astuti (1994) yaitu bangsa sapi potong lokal orisinil Indonesia yg terbentuk dari banteng (Bibos banteng) yg sudah dijinakkan berabad-abad yg lalu. Sapi Bali mempunyai angka reproduksi yg tinggi, tingkat penyesuaian yg sangat baik terhadap kondisi pakan yg buruk dan lingkungan yg panas dan mempunyai % karkas dan kualitas daging cantik (Anonimus, 1985). Kelemahan sapi Bali yaitu rentan terhadap penyakit jembrana dan MCF dan tingkat maut pedet pra sapih yg mencapai 15 hingga 20 % (Anonimus, 1987).
Ciri fisik sapi bali : Warna bulu merah bata, pada jantan akan menjadi hitam ketika sampaumur ; 2) Ada warna pu-tih dengan batas yg terperinci pada bab belakang paha, pinggiran bibir atas, kaki bawah mulai tarsus dan carpus ; 3) Mempunyai gumba yg bentuknya khas dan terdapat garis hitam yg terperinci pada bab atas punggung (Hardjosubroto, 1994) 4) Sapi bali ini merupakan sapi lokal yg mempunyai tipe pedaging lantaran persentase karkas sanggup mencapai 56,9 %. 5) Baik sapi bali jantan maupun beina mempunyai tanduk

2. Sapi Madura
Sapi Madura yaitu bangsa sapi potong lokal orisinil Indonesia yg terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos indicus atau sapi Zebu (Hardjosubroto dan Astuti, 1994), yg setips genetik mempunyai sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal dan tahan terhadap serangan caplak (Anonimus, 1987). Karak-teristik sapi Madura sudah sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bab perut dan paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yg kurang terperinci ; bertanduk khas dan jantannya bergumba.
Sapi Madura yaitu salah satu sapi orisinil Indonesia. Sapi Madura berasal dari pulau madura dan pulau-pulau di sekitarnya. Pulau Sapudi sangat dikenal sebagai tempat sapi Madura berkembang pesat. Sapi Madura merupakan persilangan Bos sondaicus dengan Bos indicus. Ciri-tanda punuk diperoleh dari Bos indicus sedangkan warna diwarisi dari Bos sondaicus. Namun penelitian Popescu dan Smith (1998) menawarkan bahwa contoh karyotipik sapi Madura menawarkan adanya kemiripan dengan Bos taurus, kecuali pada kromosom Y-nya yg menyerupai dengan Bos indicus. Sehingga Popescu dan Smith menyimpulkan sapi Madura merupakan hasil perkawinan silang antara indukan Bos taurus atau Bos javanicus dengan pejantan Bos indicus.
Ciri-tanda umum fisik Sapi Madura : 1) Baik jantan ataupun betina sama-sama berwarna merah bata. 2). Paha belakang berwarna putih 3). Kaki depan berwarna merah muda. 3)Tanduk pendek beragam. Pada betina kecil dan pendek berukuran 10 cm, sedangkanpada jantannya berukuran 15-20 cm. 4)Panjang tubuh menyerupai Sapi Bali tetapi mempunyai punuk walaupun berukuran kecil. 5) Persentase karkas dari sapi madura ini sanggup mencapai 48 %. Sedangkan Keunggulan Sapi Madura Setips Umum : 1) Praktis dipelihara. 2) Praktis berbiak dimana saja. 3) Tahan terhadap banyak sekali penyakit. 4) Tahan terhadap pakan kualitas rendah.

3.Sapi Aceh
Sapi Aceh yaitu sapi potong turunan dari grading-up persilangan antara sapi Ongole dengan sapi lokal setempat. Bangsa sapi yg juga banyak ditemukan di Sumatera Utara selain di Aceh ini mempunyai bobot tubuh sampaumur yg sanggup mencapai rata-rata 300 kg – 450 kg pada jantan dan 200 kg – 300 kg pada betina. Adapun gejala fisik sapi Aceh sbb : Berponok, bertanduk, bulu berwarna cokelat merah atau warna menjangan. Sapi Aceh merupakan salah satu bangsa sapi potong daerah tropis yg dipakai peternak Indonesia sebagai bibit sapi potong.

4. Sapi Ongole (Sumba Ongole)
Sapi Ongole sapi potong impor berasal dari India, dibudidayakan di Indonesia setips murni di pulau Sumba, sapi ini dikenal pula sebagai sapi Sumba Ongole. Pada perkembangannya selain di pulau Sumba, ketika ini sapi Ongole sudah tersebar di Sulawesi Utara, Kalimantan dan Jawa. Di pulau Jawa, sapi ini dikenal sebagai sapi Benggala. Bangsa sapi yg dikenal di Eropa sebagai sapi Zebu ini mempunyai keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : Pertambahan Berat Badan (PBB) bis,a mencapai 0,47 kg – 0,81 kg per hari, Berat Badan jantan sampaumur rata-rata 550 kg – 600 kg dan betina 350 kg – 450 kg, Tahan terhadap panas dan parasit, Daya hidup pedet sangat baik, Daya produksi yg baik dalam kondisi jelek, sanggup dimanfaatkan juga sebagai sapi pekerja dan jinak .
Ciri – tanda fisik sapi ongole yaitu 1) Bulu berwarna variasi setelah berumur 1 tahun dari putih hingga putih kelabu dengan adonan kuning oranye kekelabuan, dimana pada leher, ponok dan kepala sapi jantan berwarna putih keabu-abuan dan lututnya berwarna hitam. 2) Anak sapi yg gres lahir sering berwarna cokelat, kepala berukuran panjang, indera pendengaran sedang agak menggantung. 3) Tanduk berukuran pendek pada jantan dan berukuran lebih panjang pada betina. 4) Ponok lingkaran dan besar. 5) Gelambir lebar dan menggantung dan berlipat-lipat mulai dari leher melalui perut hingga dengan ambing atau tali pusar. 6)Tinggi tubuh sanggup mencapai 150 cm pada jantan dan 135 cm pada betina 7) Rata-rata pertambahan berat tubuh harian (ADG) sanggup mencapai 0,4-0,6 kg/ hari dengan hasil silangnya (keturunannya) mempunyai ADG yg sanggup mencapai 0,28 kg/hr. 8) Adanya warna hitam yg mengelilingi lubang mata yg biasa disebut cicin mata.

5. Sapi Peranakan Ongole (Sapi PO)
Sapi Peranakan Ongole atau sapi PO yaitu sapi potong hasil grading up, sapi lokal setempat dengan sapi Ongole. Pada perkembangannya sapi ini banyak ditemukan di Grobogan, Wonogiri dan Gunung Kidul (Jawa Tengah), di Magetan, Nganjuk dan Bojonegoro (Jawa Timur), dan di Aceh dan Tapanuli Selatan. Bangsa sapi yg diyakini populasinya jauh lebih banyak dibandingkan dengan sapi lokal lain ini mempunyai keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : – BB sampaumur mencapai 584 kg – 600 kg, masa fattening 3 bulan – 5 bulan, PBB 0,8 kg – 1 kg, persentase karkas 45%, tahan terhadap panas dan parasit, bisa berproduksi dengan baik dalam kondisi jelek, daya hidup pedet sangat baik, sanggup dimanfaatkan juga sebagai sapi pekerja dan jinak

6. Sapi Brahman
Sapi Brahman (sapi pedaging) impor, berasal dari India dan berkembang dengan sangat baik di Amerika Serikat, sehingga dikenal pula sebagai sapi American Brahman.Pada perkembangannya sapi Brahman sudah tersebar di daerah tropis dan subtropis termasuk Australia dan Indonesia. Bangsa sapi yg termasuk sapi Zebu ini mempunyai keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : masa fattening 3 bulan – 4 bulan, PBB bis,a mencapai 0,83 kg – 1,5 kg per hari, bahkan ada juga yg menyebut sanggup 1,5 kg – 2 kg per hari, BB jantan sampaumur mencapai 800 kg dan betina 550 kg, persentase karkas 48,6% – 54,2%, tingkat fertilitas yg tinggi, bisa tumbuh sama baiknya di daerah tropis dan subtropis, bisa tumbuh cepat di daerah yg kurang subur dengan pakan yg sederhana, tahan terhadap panas dan parasit, bobot pascasapih dan daya hidup pedet yg baik
Ciri – tanda fisik sapi brahman sebagai berikut : tubuh berukuran besar dan panjang dengan kedacukup laman yg sedang, punggung lurus, kaki berukuran sedang hingga panjang, bulu berwarna abu-abu muda atau merah atau hitam, dimana pada jantan menawarkan , warna yg lebih gelap daripada pada betina, kepala panjang, indera pendengaran menggantung, tanduk berukuran sedang, lebar dan besar, kulit longgar dan halus dengan ketebalan yg sedang, ponok berukuran besar pada jantan dan berukuran kecil pada betina, gelambir berukuran besar dan tumbuh hingga bawah perut dan tali pusar .

Jenis dan Ciri-tanda Sapi Potong Yang Termasuk Dalam Bangsa Sapi Potong Sub Tropis

Bangsa sapi potong subtropis (Bos taurus) yaitu bangsa sapi potong yg berasal dari tempat beriklim subtropis. Menurut Sudarmono dan Sugeng (2008), gejala umum bangsa sapi pedaging subtropis yaitu sebagai berikut :
  • Tidak berponok (tidak berkelasa), Ujung indera pendengaran berbentuk tumpul/bulat.
  • Kepala pendek dengan dahi yg lebar, Kulit tebal (7-8 mm).
  • Timbunan lemak sapi sampaumur cukup tebal, Garis punggung lurus & rata.
  • Tulang pinggang lebar & menonjol keluar, Rongga dada berkembang baik.
  • Bulu panjang dan kasar, Kaki pendek sehingga bergerak lambat. 
  • Cepat sampaumur ditandai oleh pertumbuhan maksimal pada umur 4 tahun. 
  • Tidak tahan pada suhu tinggi, Relatif banyak minum, Kotorannya basah. 
  • Sapi sampaumur tumbuh besar, dimana jantan sanggup mencapai 900 kg.
Adapun beberapa bangsa sapi potong subtropis yg sudah dikenal sebagai bibit sapi potong di kalangan masyarakat peternakan Indonesia yaitu : 1) Sapi Shorthorn 2) Sapi Hereford 3) Sapi Charolais 4) Sapi Aberdeen Angus 5) Sapi Simmental 6) Sapi Limousin

1.Sapi Shorthorn
Sapi Shorthorn yaitu sapi potong impor yg berasal dari Inggris, namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat semenjak tahun 1873. Bangsa sapi yg termasuk sapi terberat di antara bangsa sapi yg berasal dari Inggris ini sanggup mencapai bobot tubuh sampaumur rata-rata 1.000 kg pada jantan dan 750 kg – 770 kg pada betina. Sapi Shorthorn merupakan salah satu bangsa sapi potong subtropis yg dipakai peternak Indonesia sebagai bibit sapi potong.

Ciri-tanda fisik Sapi Shorthorn : 1)Tubuh besar dan kompak berbentuk segi empat atau bujur sangkar. 2)Badan rata pada sisinya. 3) Punggung berbentuk garis lurus hingga pangkal ekor. 4) Kepala pendek dan lebar 5) Tanduk pendek menjurus ke samping dan berujung melengkung ke depan. 6) Bulu berwarna merah muda atau merah renta atau kombinasi merah putih atau kombinasi merah kelabu

2.Sapi hereford
Sapi Hereford dikenal sebagai white face cattle yaitu sapi potong impor yg berasal dari Inggris, namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat semenjak tahun 1840. Dalam perkembangannya, sapi Hereford banyak dikembangkan di Amerika Latin, Kanada, Australia, Selandia Baru dan Afrika Selatan. Bangsa sapi yg sangat baik kalau digemukan dengan sistem pastur atau padang penggembalaan lantaran tips merumputnya yg baik ini mempunyai keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : 1) Mutu daging sangat baik 2) Daya penyesuaian tinggi terhadap suhu tinggi dan suhu rendah 3) Pakan sederhana 4) BB jantan sampaumur rata-rata 850 kg dan 650 kg pada betina.
Ciri-tanda fisik Sapi Hereford : 1)Tubuh rendah, tegap dan berurat daging padat 2) Punggung lebar dan rata 3)Bulu berwarna merah, dimana pada bab muka, dada, sisi badan, perut bawah, bahu, ekor dan keempat kaki dari batas lutut berwarna putih

3) Sapi Charolais
Sapi Charolais yaitu sapi potong import yg berasal dari Perancis, namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat. Bangsa sapi yg didatangkan ke Amerika Serikat terutama untuk disilangkan dengan sapi Brahman dan sapi lainnya ini mempunyai bobot tubuh sampaumur rata-rata 1.000 kg pada jantan dan 750 kg pada betina.
Ciri-tanda fisik sapi Charolais : 1) Tubuh berpostur besar, padat dan berangasan 2) Bulu berwarna krem muda atau keputih-putihan. 3) Warna putih cream dengan pigmentasi kemerahan pada kulit, khususnya disekitar hidung, mata dan perut. 4) Sapi charolais umumnya bertanduk, tetapi ada pula yg tidak bertanduk. 5) Berat lahir maupun berat sapih tergolong berat, yaitu berat lahir sanggup mencapai 45 kg dan berat sapih sanggup mencapai 275 kg.6) Tergolong sapi yg berukuran besar, dengan berat tubuh yg dicapai 1200 kg untuk yg jantan dan mencapai 750 kg untuk yg betina.7) Rata-rata pertambahan berat tubuh harian (ADG) sanggup dicapai 1,5-1,6 kg.8) Sifat-sifat yg disukai yaitu perdagingan yg tepat khususnya bab loin dan paha belakang, tulang-tulang kuat, mempunyai kemampuan mengasuh anak, kecepatan pertumbuhan tinggi, persentase karkas tinggi dan mempunyai daya tahan yg baik terhadap panas dan dingin.
Bangsa sapi charolais ini di Indonesia dikembangkan di daerah kabupaten Banjarnegara dengan hasil silangnya (keturunannya) sanggup mempunyai ADG sebesar 0,71 kg/hari. Sapi Charolais merupakan salah satu bangsa sapi pedaging subtropis yg dipakai peternak Indonesia sebagai bibit sapi pedaging.

4. Sapi Aberdeen Angus
Di Indonesia sapi angus di perkenalkan pada tahun 1973 dari Selandia Baru di di beberapa tempat di Jawa Tengah. Ciri sapi ini berbulu hitam legam, berukuran agak panjang, keriting dan halus. Tubuhnya kekar padat, rata, panjang dan ototnya kompak. Sapi tidak bertanduk dan kakinya pendek. Berat sapi jantan 900 kg, sedangkan betina 700 kg. persentase karkas 60%, dengan mutu daging sangat baik dan lemak menyebar dengan baik di dalam daging.
Sapi ini termasuk kedalam sapi potong dengan bentuk tubuh yg panjang dan kompak, karkasnya menghasilkan daging yg sangat baik mutunya dan populer terdapat marbling atau penyebaran lemak dalam daging. Sapi Aberdeen Angus yaitu sapi potong impor yg berasal dari Skotlandia, namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat semenjak tahun 1873. Bangsa sapi potong ini didatangkan ke Indonesia semenjak tahun 1973, mempunyai keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : 1)Pertumbuhan cepat dan harmonis 2) Mampu tumbuh dengan pakan yg sederhana 3) Cepat mencapai sampaumur kelamin (masak dini) 4) Karkas bermutu tinggi dengan persentase yg tinggi kalau dipotong pada umur 2,5 tahun 5) Daging tebal dan empuk pada umur 18 bulan 6) bobot tubuh sampaumur rata-rata 900 kg pada jantan dan 700 kg pada betina. Adapun gejala fisik yg mengambarkan sapi Aberdeen Angus ditunjukkan oleh hal-hal di bawah ini : 1) Tubuh rata, lebar dalam dan pendek berbentuk panjang dan kompak menyerupai balok. 2) Bulu panjang, keriting dan halus berwarna hitam, kadang kala ditemui warna putih pada bab bawah di belakang pusar 3)Tidak bertanduk

5) Sapi Simmental
Sapi Simental dikembangkan Indonesia tahun 1985 melalui semen beku yg dikawinkan dengan sapi PO. Anak sapi yg berumur 2 bulan pertumbuhannya pesat sekali. Sapi berumur 23 bulan sanggup mencapai bobot 800 kg dan pada umur 2,5 tahun mencapai 1.100 kg. Di Jawa sapi Simental dikawinkan dengan sapi Friesian Holstein, untuk mendapat sapi yg performasinya lebih baik. Perkawinannya dilsayakan dengan tips IB, dimana semen yg di pilih sudah diketahui jenis kelaminnya. Anak simental yg dikehendaki yaitu yg jantan, lantaran kalau betina produksi susunya dan dagingnya kurang baik.
Bangsa sapi simental ini berasal dari negara switzerland dan merupakan salah satu bangsa sapi yg paling populer di eropa, dengan gejala sebagai berikut : 1) – Sapi simmental ini berwarna merah dan bervariasi mulai dari merah gelap hingga hampir kuning, totol-totol dan mukanya berwarna putih. 2) Bentuk tubuh dari sapi simmental ini panjang, padat dan kompak. 3) Sapi ini populer lantaran mempunyai kemampuan menyusui anaknya dengan baik dan pertumbuahan yg cepat dengan penimbunan lemak di bawah kulit rendah. 4) Tergolong sapi yg berukuran berat, baik pada ketika kelahiran, penyapihan maupun ketika mencapai dewasa.dengan pertumbuhan yg baik. 5) Berat tubuh sanggup mencapai 800 kg untuk sapi yg betina sedang untuk sapi yg jantan sanggup mencapai 1150 kg. 6) Bangsa sapi simmental ini di Indonesia dikembangkan di daerah Kabupaten Batang dan hasil silangnya (keturunannya) mempunyai ADG yg sanggup mencapai sebesar 1,0 kg/hari.

6) Sapi Limousin
Sapi Limousin dikembangkan di Prancis Tengah bab selatan.sapi ini sebagai tenaga kerja dan sebagai sapi pedaging.Warna bulu merah coklat /coklat hitam,kecuali pada ambingnya. Pada jantan tanduknya mencuat keluar dan sedikit melengkung. Sapi ini termasuk sapi potong berkalitas baik, bentuk tubuhnya panjang dan tingkat pertumbuhannya tinggi. Sapi Limousin dengan perototan yg lebih baik dibandingkan Sapi Simmental. Setips genetik Sapi Limousin dari wilayah beriklim dingin, tipe besar, volume rumen yg besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi di luar kebutuhan yg sebenarnya) yg tinggi dan metabolic rate yg cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan lebih teratur. Sapi jenis limousin ini merupakan salah satu yg merajai pasar-pasar sapi di Indonesia dan merupakan sapi primadona untuk penggemukan, lantaran perkembangan tubuhnya termasuk cepat, bis,a hingga 1,1 kg/hari ketika masa pertumbuhannya.

Jenis Sapi Potong Hasil Persilangan Dan Sudah Dikembangkan Setips Komersial

Australian Commercial Cross (ACC)
Sapi Australian Commercial Cross (ACC) yg dipakai sebagai sapi bakalan pada perjuangan penggemukan sapi di Indonesia merupakan hasil persilang- an sapi-sapi di Australia yg tidak diketahui dengan terperinci asal undangan maupun proporsi darahnya. Dari beberapa informasi yg sudah ditelusuri, diketahui bahwa sapi ACC berasal dari peternakan sapi di Australia Utara (Northern Territory).

Sapi ACC tersebut sanggup berupa sapi Shorthorn Cross (SX), Brahman Cross maupun sapi hasil persilangan sapi-sapi Australia yg cenderung masih mempunyai darah Brahman (Ngadiyono, 1995). Meskipun demikian pengamatan terhadap sapi-sapi bakalan ACC yg diimpor ke Indonesia menawarkan bahwa setips fenotipik, karakteristik fi sik sapi ACC lebih menyerupai sapi Hereford dan Shorthorn yakni tubuh lebih pendek dan padat, kepala besar, indera pendengaran kecil dan tidak menggantung, tidak mempunyai punuk dan gelambir, kulit berbulu disekitar kepala, contoh warna bervariasi antara warna sapi Hereford dan Shorthorn (Hafi d, 1998).

Menurut Australian Meat and Livestock Corporation (1991), sapi ACC merupakan adonan dari Bos Indicus (sapi Brahman) dan Bos Taurus (Sapi British, Shorthorn dan Hereford), sehingga sapi ini mempunyai karakteristik menguntungkan dari kedua bangsa tersebut, yaitu gampang menyesuaikan diri terhadap lingkungan sub optimal menyerupai Brahman dan mempunyai pertumbuhan yg cepat menyerupai sapi British. Hafi d dan Hasnudi (1998) sudah membuktikan bahwa sapi bakalan ACC yg kurus kalau digemukkan singkat (60 hari) akan sangat menguntungkan alasannya yaitu sapi ini menghasilkan pertambahan bobot tubuh harian ±1.61 kg/hari dengan konversi pakan 8.22 dibandingkan kalau digemukkan lebih cukup usang (90 atau 120 hari).

Beattie (1990), menyatakan bahwa Northern Territory, Kimberley dan Quensland merupakan tempat pengembang an sapi ACC di Australia yg mempunyai sapisapi Eropa antara lain Shorthorn dan Hereford dan sapi India (Zebu) yaitu sapi Brahman. Program ini sudah menghasilkan beberapa bangsa hasil persilangan menyerupai Santa Gertrudis, Braford, Droughmaster dan sapi-sapi persilangan lain yg masih mempunyai darah Brahman.

Sapi Shorthorn berasal dari Inggris dan merupakan tipe daging dengan bobot jantan dan betina sampaumur masingmasing mencapai sekitar 1.000 kg dan 750 kg (Pane, 1986). Sifat yg menonjol yaitu temperamen yg baik dan pertumbuhan yg cepat pada pemeliharaan setips feedlot (Blakely dan Bade, 1992).

Sapi Shorthorn dimasukkan ke Australia pada periode ke 19. Kemudian di CSIRO’S Tropical Cattle Research Centre di Rockhampton disilangkan dengan sapi Hereford dan menghasilkan sapi Hereford Shorthorn (HS) dengan proporsi darah 50% Hereford dan 50% Shorthorn (Turner, 1977; Vercoe dan Frisch, 1980).

Sapi Brahman Cross
Minish dan Fox (1979) menyatakan bahwa sapi Brahman di Australia setips komersial jarang dikembangkan setips murni dan banyak disilangkan dengan sapi Hereford Shorthorn (HS). Hasil persilangan dengan Hereford dikenal dengan nama Brahman Cross (BX). Sapi ini mempunyai keistimewaan lantaran tahan terhadap suhu panas dan gigitan caplak, bisa menyesuaikan diri terhadap makanan buruk dan mempunyai kecepatan pertumbuhan yg tinggi.

Menurut Turner (1977) sapi Brahman Cross (BX) pada awalnya dikembangkan di stasiun CSIRO’S Tropical Cattle Research Centre di Rockhampton Australia. Materi dasarnya yaitu sapi American Brahman, Hereford dan Shorthorn. Sapi BX mempunyai proporsi 50% darah Brahman, 25% darah Hereford dan 25% darah Shorthorn. Setips fi sik bentuk fenotif sapi BX lebih cenderung menyerupai sapi American Brahman lantaran proporsi darahnya yg lebih dominan, menyerupai punuk dan gelambir masih jelas, bentuk kepala dan indera pendengaran besar menggantung. Sedangkan contoh warna kulit sangat bervariasi mewarisi tetuanya.

Sapi Brahman Cross (BX) mempunyai sifat-sifat seperti: persentase kelahiran 81.2%, (2) rataan bobot lahir 28.4 kg, bobot umur 13 bulan mencapai 212 kg dan umur 18 bulan bis,a mencapai 295 kg, (3) angka mortalitas postnatal hingga umur 7 hari sebesar 5.2%, mortalitas sebelum disapih 4.4%, mortalitas lepas sapih hingga umur 15 bulan sebesar 1.2% dan mortalitas sampaumur sebesar 0.6%, (4) daya tahan terhadap panas cukup tinggi lantaran produksi panas basal rendah dengan pengeluaran panas yg efektif, (5) ketahanan terhadap benalu dan penyakit sangat baik, dan (6) efi siensi penggunaan pakan terletak antara sapi Brahman dan persilangan Hereford Shorthorn (Turner, 1977).

Menurut Winks et al. (1979), jantan kebiri sapi BX di daerah tropik Quensland setips normal performansnya di bawah bangsa sapi eropa. Pada lingkungan beriklim sedang, steer sapi Hereford lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan sapi BX. Lebih lanjut dijelaskan, pada bobot hidup fi nishing yg sama produksi karkas sapi BX lebih berat dibandingkan sapi Frisian lantaran mempunyai persentase karkas (dressing percentage) yg lebih tinggi. Bobot karkas sapi Shorthorn terletak antara sapi Brahman dan Hereford. Persentase karkas sapi Hereford lebih rendah dibandingkan sapi BX dan lebih tinggi dibandingkan sapi Frisian. Karkas sapi Frisian mempunyai persentase tulang lebih tinggi dibanding kan sapi Shorthorn dan BX. kadar lemak bervariasi mulai dari 4.2% hingga 11.2%, terendah pada sapi Frisian dan tertinggi pada Shorthorn.

Di Indonesia, sapi BX diimpor dari Australia sekitar tahun 1973 namun penampilan yg dihasilkan tidak sebaik dengan di Australia. Hasil pengamatan di ladang ternak Sulawesi Selatan memperlihatkan:
• persentase beranak 40.91%,
• calf crop 42.54%,
• mortalitas pedet 5.93%,
• mortalitas induk 2.92%,
• bobot sapih umur 8-9 bulan 141.5 kg (jantan) dan 138.3 kg (betina),
• pertambahan bobot tubuh se-belum disapih sebesar 0.38 kg/hari (Hardjosubroto, 1984; Ditjen Peternakan dan Fapet UGM, 1986).

Sebagian besar sapi di Australia merupakan sapi American Brahman dan Santa Gertrudis yg di impor dari Amerika. Persilangan antara kedua bangsa sapi ini dengan sapi Zebu menghasilkan bangsa sapi yg sama dengan sapi American Brahman dan Santa Gertrudis yakni Brangus dan Braford. Persilangan lebih lanjut menghasilkan sapi Droughtmaster yg merupakan hasil persilangan dengan komposisi darah 3/8-5/8 darah Zebu utamanya American Brahman yg di impor dari Texas (Payne, 1970). Sementara sapi Brangus mempunyai komposisi darah 5/8 Angus dan 3/8 Brahman (Minish dan Fox, 1979).


Daftar Pustaka
A.S. Sudarmono dan Y. Bambang Sugeng, 2008, Sapi Potong +Pemeliharaan, Perbaikan Produksi, Prospek Bisnis, Analisis Penggemukan, Edisi Revisi, Penebar Swadaya, Jakarta.
Sori Basya Siregar, 2008, Penggemukan Sapi, Penerbar Swadaya, Jakarta.
Mohamad Agus Setiadi, dkk (Tim Penulis Agriflo). 2012. Sapi dari Hulu ke Hilir dan Info Mancanegara. Penebar Swadaya. Jakarta
Santoso Udang. 20011. Mengelola Peternakan sapi setips profesional. Penebar Swadaya. Jakarta. Cetakan IV.
Santoso Kholid, Warsito dan Andoko, A. 2012. Bisnis Penggemukan Sapi. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan. Cetakan I.
Yulianto P, dan Saparianto C,.2011. Pembesaran Sapi Potong Setips Intensif. Penebar Swadaya. Cetakan II

Sumber:http://bbppbatu.bppsdmp.pertanian.go.id dan sumber lainnya

Jenis-Jenis Sapi Potong Tropis Dan Subtropis, Ini Ciri-Cirinya! Rating: 4.5 Diposkan Oleh: abp29