Budidaya dan Cara Pemeliharaan Ulat Jerman (Mirip Ulat Hongkong), Sebagai Bahan Pakan Burung dan Pakan Ikan Serta Reptil
Ulat Jerman atau Superworm merupakan salah satu jenis ulat yg banyak dimanfaatkan untuk pakan burung kicau, pakan ikan arwana, pakan reptil, dan pakan binatang pemakan serangga lainnya bahkan ulat jerman ini juga dipakai sebagai kuliner yg dikonsumsi manusia.Ulat jerman mempunyai panjang badan sekitar 6 cm, atau lebih besar daripada ulat hongkong. Perilsaya makannya juga jauh berbeda. Kalau ulat hongkong kurang aktif dalam menyantap pakan, dan cepat bermetamorfosis kepompok, tidak demikian halnya dengan ulat jerman.
Belakangan ini budidaya ulat jerman mulai marak di Indonesia, meski jumlahnya masih kalau dibandingkan dengan jumlah pembudidaya ulat hongkong. Awalnya, bibit ulat jerman didatangkan dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Sekarang tak perlu impor lagi, alasannya ialah sudah banyak yg mengembangbiakkannya di Indonesia untuk pakan burung dan reptil.
Ulat jerman populer sangat rsayas. Ia bis,a memakan pakan apapun yg disediakan. Selain itu, ulat jerman juga tak terlalu cepat bermetamorfosis kepompong, sehingga bis,a bertahan lebih cukup usang dikala Anda membelinya sebagai persediaan pakan burung.
Berikut ini beberapa kandungan gizi pada ulat jerman :Siklus hidunya memang lebih cukup usang daripada ulat hongkong. Umurnya bis,a mencapai 1 tahun, dan hanya akan menjadi kepompong kalau dipisahkan dari larva lainnya. Bandingkan dengan siklus ulat hongkong yg segera menjadi kepompong dalam waktu 12 – 50 hari.
Selain nilai gizinya lebih tinggi, kandungan khitin (exoskeleton) pada ulat jerman jauh lebih sedikit daripada ulat hongkong. Dengan demikian, pakan ini lebih gampang dicerna dan kondusif bagi susukan pencernaan burung, meski burung mengkonsumsinya dalam jumlah banyak.
- Protein : 19,06 %
- Lemak : 14,19 %
- Kalsium : 173 ppm
- Serat kasar: 2,60 %
Berikut beberapa persiapan alat dan materi dan langkah-langkah untuk memulai budidaya ulat Jerman yg diluar negeri bahakan sudah dijadikan semacam kudapan untuk dimakan insan alasannya ialah kandungan nutrisi dan proteinnya yg diyakini sangat tinggi.
KOTAK ULAT / KUMBANG JERMAN
Kebutuhan kotak terdapat dua macam, yaitu kotak untuk wadah / daerah Kumbang Jerman dan kotak untuk wadah / daerah Ulat Jermannya. Adapun ukuran kotak untuk daerah Kumbang Jermannya mempunyai selisih minimal 2 cm baik panjang maupun lebarnya dari kotak daerah Ulat Jermannya. Artinya kalau kotak untuk Ulat Jerman berukuran contohnya 40 x 60 cm, maka ukuran kotak untuk Kumbang Jerman ialah 38 x 58 cm. Hal ini dimaksudkan supaya kotak Kumbang sanggup masuk kedalam kotak Ulat jermannya. Sedangkan tinggi kotak ialah minimal 12 cm.
Kotak Kumbang yg berukuran 38 x 58 cm dan tinggi 12 cm tersebut biasanya diisi dengan Kumbang Jerman sebanyak maksimal 500 ekor. Dengan demikian kebutuhan kotak Kumbang Jerman diadaptasi dengan jumlah Kumbang Jerman yg akan diternak.
Adapun pola Kotak Kumbang Jerman ialah sbb:
Sedangkan kotak Ulat Jerman biasanya berukuran 40 x 60 cm dengan tinggi 12 cm yg terbuat dari papan/ sirap, triplek untuk alasnya dan lakban. Kebutuhan kotak Ulat Jerman ini tiap kotak Kumbang jerman ialah 4 buah untuk tiap panen per 15 hari. Jika dibentuk panenan per 15 hari, maka secukup usang produksi 3 bulan ( 90 hari ) diharapkan 90/15 x 4 kotak = 24 buah kotak, setelah kotak ke 24 digunakan, panenan berikutnya sudah memakai kotak pertama alasannya ialah kotak pertama sebanyak 4 kotak sudah harus dijual. Kaprikornus kalau peternak akan beternak Kumbang Jerman sebanyak 5 ratus ekor, maka kebutuhan kotak ulatnya ialah 500/500 ekor x 24 kotak = 24 kotak.
Adapun pola kotak Ulat jermannya ialah :
Selanjutnya Kebutuhan sangkar / rak untuk masing2 kotak ulat jerman bis,a dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ruangan yg akan digunakan. Pada rak kotak ini tinggi tiap ruangan minimal 16 cm, sehingga terdapat sirkulasi udara yg lebih baik. Bahan rak bis,a dibentuk dari bambu ataupun kayu.
Contoh rak ialah sebagai berikut :
PEMISAHAN TELUR KUMBANG JERMAN.
Dalam hal ini, pisahkan masing-masing individu dari sejenisnya supaya mereka cepat bermetamorfosis kepompong. Sebab kalau masih disatukan dengan ulat lainnya, mereka tak akan pernah bermetamorfosis kepompong atau kumbang.
Larva yg dipakai harus berukuran cukup besar, untuk memulai perubahan (morphing). Prosesnya bis,a berlangsung secukup usang 5 bulan. Jika tidak sabar, boleh juga memakai larva umur 5 bulan / dewasa.
Pilih ulat yg paling besar, kemudian masukkan ke dalam wadah kosong (misalnya wadah film 35 mm atau daerah obat yg terbuat dari plastik). Sebab mereka hanya butuh ruangan yg kecil. Masukan ulat ke dalam wadah tersebut tanpa makanan. Hal ini akan memicu perubahan dalam waktu singkat.
Jika Anda melihat ulat sedang meringkuk dalam wadah, berarti proses metamorfosa sedang berlangsung. Jika mereka terlihat lurus dan berwarna kehitaman, ada kemungkinan ulat sudah mati. Tahap ini memakan waktu 1 – 2 minggu.
Biarkan larva di dalam wadah secukup usang menjadi kepompong. Sesudah itu, mereka membutuhkan waktu sekitar 1 – 2 ahad lagi untuk menjadi kumbang. Sesudah wadah berisi kumbang, segera pindahkan ke wadah baru, contohnya toples atau wadah lainnya.
Wadah toples bis,a diisi terlebih dulu dengan voer atau pakan ayam, sebelum kumbang-kumbang dimasukkan. Namun, bis,a juga memasukkan lagi beberapa pakan lain ibarat belahan wortel dan buah-buahan untuk menjaga kelembaban, ibarat yg biasa dilsayakan para pembudidaya ulat hongkong.
Setiap dua minggu, kumbang dipindakan ke wadah lain, supaya telurnya cepat menetas dan tak dimakan kembali oleh kumbang-kumbang tersebut. Lsayakan hal ini setips rutin tiap dua ahad sekali.
Sesudah telur menetas menjadi larva atau biasa disebut ulat, tahap berikutnya ialah memindahkan mereka ke daerah cukup besar. Ulat-ulat ini disatukan dalam sangkar dan dirawat hingga besar. Secukup usang perawatan, berikan pakan tiap hari, alasannya ialah ulat jerman populer sangat rsayas.
Selain itu, jaga kondisi lingkungan di sekitar sangkar supaya tetap sejuk dan sedikit lembab. Apabila Anda hanya ingin memakai ulat jerman untuk konsumsim burung piaraan / penangkaran di rumah, maka tiap dikala Anda bis,a mengambilnya dari kandang.
Pemisahan telur kumbang jerman dari kumbang jerman dilsayakan maksimal 15 hari produksi, untuk kemudian pemisahan telur yg sudah menjadi ulat jerman pada usia 1 bulan, dimana tiap kotak ukuran 40 x 60 cm dibagi menjadi dua kotak, dan pemisahan yg berikutnya ketika ulat jerman sudah berusia 2 bulan tiap kotak ulat jerman dibagi menjadi dua kotak lagi.
Untuk tiap kali pemisahan sebaiknya memakai alat penyaring / ayakan dengan ukuran yg disesuaikan, dan sedapat mungkin ukuran ulatnya mempunyai besar yg sama.
Adapun pola ayakan yg dipakai untuk pemisahan ulat ialah :
PEMBERIAN MAKANAN.
Makanan yg diberikan kepada Kumbang Jerman maupun Ulat Jerman yg utama ialah Polard gandum dan bis,a juga ditambahkan BR 5 ( pakan ayam ) dengan adonan antara polard gandum dengan BR 5 berbanding 2 : 1 .Sedangkan sebagai media minumnya diberikan antara lain irisan waluh kuning,wortel, pepaya mentah, ketela pohon, manisah, semangka, melon dan beberapa buah2an yg banyak mengandung air.
Pemberian pakan pada Kumbang jerman minimal diatas kawat ram 1 cm, sehingga kawat ram tertutup dan tidak mengakibatkan goresan dengan kumbang jermannya. Pemberian pakan tambahannya diadaptasi dengan kebutuhan dan tidak berlebihan. Sedangkan minuman yg terbaik untuk kesehatan Kumbang Jermannya ialah irisan waluh kuning, sedangkan lainnya sekali – kali saja. Untuk pakan ulat jerman yg sudah dipisahkan dari Kumbang Jerman maksimal 3 cm dari bantalan kotak dan minuman yg diberikan tergantung materi yg ada dengan irisan tipis dan tiap kotak diisi irisan maksimal 8 irisan saja untuk kebutuhan 2 hari, atau kalau dianggap kurang bis,a diberikan suplemen secukupnya.
Makanan dianggap sudah habis ketika warna kuliner sudah terlihat berwarna kehitam-hitaman, berarti itu ialah kotoran ulat jerman, maka perlu ditambahkan kuliner di masing-masing kotak dengan 2 ons kuliner saja, alasannya ialah lebih baik menambahkan pada waktu berikutnya daripada kelebihan. Jika dianggap kotoran sudah cukup banyak, maka sebaiknya segera dikurangi dengan tips mengayak kotoran terlebih dahulu dari ulatnya, dan mengembalikan kotoran kedalam kotak dengan maksimal kotoran 2 ons saja. Kotoran ini harus tetap ada pada masing-masing kotak, alasannya ialah ulat jerman akan mencicipi bahwa daerah / kotak yg ditempati ulat ialah habibatnya.
Mengenai kotoran yg sudah tidak dipakai lagi sebaiknya dikumpulkan dalam zak atau media apapun alasannya ialah intinya kotoran ulat jerman ini sanggup dimanfaatkan untuk media pupuk organik, sehingga bis,a dimanfaatkan untuk flora yg dimiliki ibarat jeruk, padi, cengkeh, bunga dan sebagainya.
Adapun gambar pinjaman pakan dan minum kumbang jerman maupun ulat jerman ialah sbb :
PENGAMANAN KUMBANG DAN ULAT JERMAN.
A. Rak Kotak Kumbang & Ulat Jerman.
Rak kotak harus diamankan dari semut dengan tips tiap tiang penygga rak diberikan wadah dibawahnya yg berisikan oli dengan keinginan semut tidak naik kedalam kotak kumbang maupun ulat jerman. Binatang lain ibarat contohnya tikus harus diwaspadai, sebaiknya gunakan jebakan tikus tiap dikala pada tempat-tempat tertentu sehingga hingga tidak ada lagi tikus di lokasi kumbang dan ulat jerman..
B. Kotak Kumbang & Ulat Jerman.
Kotak Kumbang dan kotak Ulat jerman sebaiknya diberikan epilog berupa kassa plastik dengan keinginan cecak tidak masuk, alasannya ialah cecak juga akan memakan kumbang maupun ulat jerman, dan bahkan cenderung akhir ulah si cecak kumbang banyak yg mati alasannya ialah dibunuh oleh cecak. Disamping itu perlu juga ditiap kotak kumbang maupun ulat jerman diberikan pelepah / debok pisang gajih ditiap sisi ( kiri dan kanan di dalam kotak ) yg memanjang dengan ukuran 5 s/d. 7 cm panjang 50 cm dalam rangka menjaga kelembaban dan peresapan panas didalam kotak.
C. Minuman Kumbang & Ulat Jerman.
Yang perlu diwaspadai ialah kebersihan dari minuman baik kumbang maupun ulat jerman yg berupa buah2an yg diperkirakan mengandung insektisida, oleh alasannya ialah itu sebaiknya sebelum diberikan kepada kumbang dan ulat jerman harus dicuci higienis terlebih dahulu gres di iris dan diberikan sebagai minuman. Dengan demikian akan sanggup mencegah terjadinya simpulan hidup pada kumbang maupun ulat jerman.
D. Sirkulasi Udara.
Sirkulasi udara dalam ruangan daerah beternak seyogyanya cukup bebas, sehingga sanggup memperlihatkan temperatur yg jauh lebih normal. Namun demikian perubahan cuaca yg ekstrem dikala ini harus pula disikapi dengan kewaspadaan yg tinggi, contohnya dengan menempatkan alat temperatur untuk mengetahui suhu udara di lokasi dan perlu pula disiapkan alat aktivis udara ( kipas angin ).
E. Lokasi Kumbang dan Pembesaran Ulat Jerman.
Jika memungkinkan sebaiknya lokasi bertelurnya Kumbang terpisah dengan lokasi pembesaran ulat Jermannya, hal ini sebagai antisipasi kalau terdapat virus pada ulat jermannya tidak hingga mengganggu acara kumbang jerman untuk bertelur. Dan pada awal beternak sebaiknya lokasi, rak, kotak kumbang maupun kotak ulat jerman harus steril dari banyak sekali kemungkinan virus, basil dan semacamnya dengan tips menyemprot dengan materi pembunuh basil yg dianggap baik dan dilsayakan sebulan sekali.
Referensi:http://ulatjermanblitar.blogspot.com dan sumber lainnya