Saturday, May 4, 2019

Membuat Hay Dan Fermentasi Jerami Dengan Prinsip Amoniasi

Cara Amoniasi dan Penyimpanan Jerami Dalam Bentuk Hay 

halo mitra kawan semuanya, kali ini saya akan membagikan bagaimana cara Membuat Hay dan Fermentasi Jerami Dengan Prinsip Amoniasi. sebelum itu kita harus tau apa itu jerami.

 pengertian jerami:

 Jerami ialah hasil samping perjuangan pertanian berupa tangkai dan batang tumbuhan serealia yang telah kering, sesudah biji-bijiannya dipisahkan. Massa jerami kurang lebih setara dengan massa biji-bijian yang dipanen. (wikipedia.org). Sedangkan Jerami padi merupakan produk samping tumbuhan padi yang tersedia dalam jumlah relatif banyak. Ketersediaan jerami padi yang cukup melimpah merupakan peluang untuk dimanfaatkan sebagai pakan sumber energi bagi ternak ruminansia (Antonius, 2009). Jerami padi ialah potongan batang tumbuh yang sesudah dipanen bulir-bulir buah bersama atau tidak dengan tangkainya dikurangi dengan akar dan potongan batang yang tertinggal sesudah disabit. Jerami padi mempunyai beberapa kelemahan antara lain: kandungan serat garang yang tinggi, kurang palatabel, dan sifat amba yang tinggi (Widodo et al., 2012).

Jerami padi merupakan limbah dari industri pertanian padi yang sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Ketersediaannya yang melimpah dan belum banyak dimanfaatkan menciptakan jerami ini hanya dibakar saja sesudah panen. Dengan kondisi tersebut jerami padi mempunyai nilai hemat yang sangat rendah. Ini sangat baik dianfaatkan untuk pakan ternak, terutama bagi peternak sapi.
Cara Amoniasi dan Penyimpanan Jerami Dalam Bentuk Hay Membuat Hay dan Fermentasi Jerami Dengan Prinsip Amoniasi
contoh amoniasi jerami
Jerami padi yang diberikan tanpa adanya perlakuan mempunyai nilai nutrisi yang tidak begitu baik. Selain itu palatabilitasnya juga rendah sehingga ternak kurang menyukai pakan ini dan pertumbuhan ternak juga tidak begitu memuaskan. Oleh lantaran itu perlu dilakukan fermentasi untuk meningkatkan nilai nutrisi dan juga tingkat palatabilitasnya. 

Prinsip Amoniasi Jerami Padi. 

didalam tumbuhan terutama jerami pasi terdaat zat Sellulosa dan hemisellulosa. zat ini ialah potongan dari serat garang hijauan Keduanya secara kimia merupakan rantai yang panjang dari glukosa. Ikatan rantai ini cukup kuat. Disamping itu mereka berikatan pula dengan lignin, ikatan inipun lebih besar lengan berkuasa dari ikatan diantara sellulosa tadi. Semuanya itu secara bantu-membantu cukup tahan terhadap efek enzim yang dikeluarkan oleh mikroba rumen (pencernaan).
Jika rangkaian ini sanggup lepas maka sellulosa dan hemisellulosa tadi sanggup dimanfaatkan oleh tubuh ternak sebagai energi. secara teknis amoniasi ialah memotong ikatan rantai tadi dan membebaskan sellulosa dan hemisellulosa semoga sanggup dimanfaatkan oleh tubuh ternak, yaitu ternak mruminansia.

Cara Amoniasi dan Penyimpanan Jerami Dalam Bentuk Hay Membuat Hay dan Fermentasi Jerami Dengan Prinsip Amoniasi
proses pembuatan amoniasi
 Pada prinsipnya, kita menambah amoniak pada jerami padi (Jerami Amoniasi), semoga memecahkan ikatan lignin Selulosa, ikatan yang sangat besar lengan berkuasa sehingga sulit untuk dicerna oleh sapi, menjadi karbohidrat yang sederhana, sehingga jerami yang telah diamoniasi akan gampang dicerna oleh ternak.
Amoniak (NH3) yang berasal dari urea akan bereaksi dengan jerami padi. Dalam hal ini ikatan tadi lepas diganti mengikat NH3, dan sellulosa serta hemisellulosa lepas. Ini semua berakibat pada kecernaan meningkat, juga kadar protein jerami padi meningkat; NH3 yang terikat bermetamorfosis senyawa sumber protein.

Keuntungan amoniasi ialah :

  • Kecernaan meningkat
  • Protein jerami meningkat.
  • Menghambat pertumbuhan jamur.
  • Memusnahkan telur cacing yang terdapat dalam jerami. 

Bahan-bahan yang diharapkan untuk  Amoniasi Jerami:

bahan

  1.    Jerami Padi
  2.     Urea
  3.     Air

Alat:

  1.     Lembaran Plastik
  2.     Timbangan
  3.     Ember Plastik
  4.     Sabit
  5.     Lubang daerah penimbunan jerami.

proses pengolahan jerami dengan proses amoniasi

Berikut bahan, alat dan cara dalam pembuatan hay dari jerami padi :

  1. Siapkan jerami padi yang telah kering dalam bentuk gulungan atau blok. Usahakan berat jerami padi tersebut ditimbang. Ini untuk memilih jumlah urea yang akan dipakai dalam fermentasi ini. atau cara kedua  Timbang jerami pada sesuai kebutuhan kemudian dipotong-potong dengan ukuran kurang lebih 10 cm
  2. Masukan jerami padi kedalam plastik besar pembungkus jerami. Sebelum jerami dibungkus, press jerami semaksimal mungkin semoga udara yang ada didalam plastik keluar. Apabila udara di dalam terlalu banyak maka akan sanggup meyebabkan kegagalan proses fermentasi.
  3. Taburkan urea sebanyak 3% dari berat jerami padi. Apabila menggukan satu ton (1000 Kg) jerami padi maka dipakai 30 Kg urea. Untuk penaburan urea ditaburkan per lapis jerami. Kaprikornus jerami yang ditumpuk tadi terdiri dari beberapa lapisan.
  4. Tutup plastik atau kotak tersebut. INGAT, sebelum menutup usahakan udara dalam palstik atau kotak tersebut seminimal mungkin. Kemudian letakan sebuah pemberat diatasnya semoga pasltik tidak terbuka (karena sebagian orang memakai plastik terpal sehingga tidak memakai ikatan tapi ditutupi saja).
  5. Fermentasi ini akan berlangsung lebih kurang hingga 22 hari dan sanggup dipakai sebagai pakan ternak. Sebelum diberikan kepada ternak sebaiknya diangin-anginkan lebih kurang 1 hari untuk menghilangkan basi fermentasi. jerami amoniasi sudah sanggup dipergunakan sebagai pakan ternak.

sesudah semua proses diatas selesai maka ciri-ciri fermentasi jerami yang berhasil yaitu sebagai berikut :

  • Tekstur jerami padi tersebut lebih lembut dibandingkan jerami yang tidak difermentasi
  • Terasa kering ketika digenggam
  • Warna menjadi berubah sedikit kecoklat-coklatan
Cara Mengawetkan Jerami Menjadi Hay atau Dengan Dikeringkan 

pengertian HAY (dibaca heiy)

Cara Amoniasi dan Penyimpanan Jerami Dalam Bentuk Hay Membuat Hay dan Fermentasi Jerami Dengan Prinsip Amoniasi
contoh pembuatan hay

Tanaman hijauan yang di awetkan dengan cara di keringkan dibawah sinar matahari kemudian di simpan dalam bentuk kering dengan kadar air 12%-30% disebut HAY. Pengawetan dengan cara ini jarang sekali di lakukan oleh peternak di Indonesia, mungkin lantaran jumlah hijauan yang tersedia relatif tak terbatas. Lain halnya dengan di negara empat musim, dimana hijauan yang tersedia pertahun sangat amat terbatas. Tak sanggup di pungkiri bahwa ketersediaan hijauan yang tak terbatas di Indonesia, justru lebih menyusahkan peternak di ketika animo panas, walaupun bergotong-royong hijauan relatif masih tersedia.

Tujuan pembuatan hay

ialah : untuk persediaan makanan ternak di animo kering, memanfaatkan hijauan pada ketika pertumbuhan terbaik, mendayagunakan hijauan limbah dari tumbuhan kacang kacangan dan padi-padian sebagai pakan dalam perjalanan lintas Benua.

Prinsip pembuatan hay

yaitu menurunkan kadar air menjadi 15-20% dalam waktu singkat dengan panas matahari maupun buatan. Lama pengeringan tergantung sumber panas, kelembaban, fisik hijauan.
Hijauan garang biasanya lebih usang di keringkan debandingkan yang halus. Tanaman yang telah di potong dari kebun kemudian di keringkan, maka dalam periode pengeringan ini masih terjadi respirasi yang merubah zat pati menjadi glukosa yang kesannya peca mejadi H2O & CO2, hal inilah yang mengurangi kualitas dari hay.
Cara Amoniasi dan Penyimpanan Jerami Dalam Bentuk Hay Membuat Hay dan Fermentasi Jerami Dengan Prinsip Amoniasi
jerami hay
Untuk menghindari kehilangan zat makanan terlalu banyak, pengeringan harus di lakukan secepat mungkin, penyinaran yang singkat dan jangan hingga kehujanan. Proses kehilangan selanjutnya pada tahap penyimpanan dan pengangkutan, alasannya pengangkutan yang kurang hati hati sanggup merusak fisik hijauan. Saat penyinaran yang jelek zat makanan yang hilang atau rusak mencapai 50-60%, tapi dalam cuaca yang baik hanya kehilangan 25% saja.

Syarat hijauan (tanaman) yang dibentuk Hay :

– Bertekstur halus atau yang berbatang halus semoga gampang kering
– Dipanen pada awal animo berbunga.
– Hijauan (tanaman) yang akan dibentuk hay dipanen dari area yang subur.
– Hijauan yang akan diolah harus dipanen ketika menjelang berbunga (berkadar protein tinggi, serat garang dan kandungan air optimal), sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna “gosong”) yang akan menyebabkan turunnya palatabilitas dan kualitas.

Terdapat dua metode dalam proses pengeringan dalam pembuatan Hay

Pengeringan dengan panas buatan :

Biasanya dilakukan di Negara 4 animo atau sub tropis, alasannya lamanya penyinaran matahari lebih pendek di bandingkan Negara tropis, dengan suhu pengeringan mencapai 600-800 Celcius. Kelebihannya ialah lebih cepat dan praktis. Kekurangannya ialah perlu biaya dan kehilangan Vit D.

Pengeringan panas matahari : 

di jemur di bawa sinar matahari, usahakan jerami jangan hingga keriting dan daerah penjemuran di beri ganjal jangan pribadi menyentuh tanah. Tempat menjemur terbaik dengan memakai para para.

metode penjemura HAY

Metode Hamparan

Merupakan metode sederhana, dilakukan dengan cara meghamparkan hijauan yang sudah dipotong di lapangan terbuka di bawah sinar matahari. Setiap hari hamparan di balik-balik hingga kering. Hay yang dibentuk dengan cara ini biasanya mempunyai kadar air: 20 – 30% (tanda: warna kecoklat-coklatan).

 Metode Pod

Dilakukan dengan memakai semacam rak sebagai daerah menyimpan hijauan yang telah dijemur selama 1 – 3 hari (kadar air ±50%). Hijauan yang akan diolah harus dipanen ketika menjelang berbunga (berkadar protein tinggi, serat garang dan kandungan air optimal), sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna “gosong”) yang akan menyebabkan turunnya palatabilitas dan kualitas.

Nutrisi Yang Terkandung Dalam Jerami Padi yang Belum Difermentasi Dan Jerami Padi Hasil Fermentasi

Menurut Koddang (2008) jerami padi mengandung 84,22% materi kering (BK), 4,60% protein garang (PK) , 28,86% serat garang (SK), 1,52% lemak garang (LK), 50,80% materi ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Menurut Yunilas (2009) bahwa tingginya kandungan lignin dan silika pada jerami padi menyebabkan daya cernanya menjadi rendah. Ditambahkan oleh Zulkarnaini (2009) bahwa kandungan lignin dan silika pada jerami padi cukup tinggi yakni mencapai 7,46% dan 11,45%. Kandungan nutrisi jerami padi berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh umur panen, jenis padi serta lokasi.
berdasarkan Sarwono dan Arianto (2003) menambahkan bahwa kandungan nutrisi jerami padi sanggup dilihat pada tabel 1.

Cara Amoniasi dan Penyimpanan Jerami Dalam Bentuk Hay Membuat Hay dan Fermentasi Jerami Dengan Prinsip Amoniasi
TABEL KOMPOSISI nutrisi jerami
Dari tabel di atas sanggup dilihat bahwa kandungan nutrisi jerami padi sangat rendah. Maka dari itu sebelum jerami padi diberikan kepada ternak sebaiknya dilakukan proses fermentasi terlebih dahulu. Proses fermentasi jerami padi yang dikembangkan oleh Haryanto (2003) yaitu dengan memakai 2,5 kg probion dan 2,5 kg urea dengan 1000 kg dan diperam selama 21 hari bisa meningkatkan kandungan protein garang dari 3% menjadi 7% dan meningkatkan daya cerna dari 28-30% menjadi 50-55%. Ditambahkan oleh Utomo (2004) jerami padi hasil fermentasi mengandung PK sebesar 7,16% lebih tinggi dari pada PK jerami padi yang tidak terfermentasi yakni 5,72%.

Selama proses fermentasi telah terjadi perombakan karbohidrat terstruktur dan karbohidrat non struktur terbukti oleh turunnya kandungan SK pada jerami padi fermentasi sebesar 30,90% dari kandungan SK jerami padi tidak terfermentasi sebesar 32,56% (Utomo, 2004). Jerami padi fermentasi mengandung 79,1% BK, 7,7% PK, 32,2% SK, 2,4% LK, dan 54,6% TDN (Agus et al., 2005). Ditambahkan oleh Mahendri et al. (2006) bahwa pinjaman jerami padi fermentasi yang ditambah dengan konsentrat pada sapi PO bisa meningkatkan bobot tubuh harian 1,02 kg/ekor/hari.

Diolah dari banyak sekali sumber

Membuat Hay Dan Fermentasi Jerami Dengan Prinsip Amoniasi Rating: 4.5 Diposkan Oleh: abp29