Bagaimana MENGELOLA PERKAWINAN INDUK kambing atau domba yang baik dan benar ?
Postingan ini melanjutkan postingan saya yang sebelumnya yaitu menghitung INDEK PRODUKTIVITAS INDUK ternak kambing dombakembali lagi ke topik bahasan dalam perjuangan mengelola mengawnkan untuk ternak terutama ternak dmba dan ternak kambing perlu untuk memperhatikan hal hal berikut.
1.Birahi Pada Induk
Perlu diingat mitra semuanya, Perkawinan pada induk kambing atau domba hanya sanggup terjadi dalam masa birahi yang berlangsung selama 12-48 jam, sangat bervariasi antar induk.Proses Ovulasi (pelepasan sel telur) terjadi 12-36 jam sesudah birahi muncul, dan ketika kawin paling sempurna ialah sesudah ovulasi berlangsung. apabila pada seekor induk birahi muncul pada pagi hari sebaiknya induk dikawinkan pada sore harinya, atau kalau birahi timbul pada sore hari induk sebaiknya dikawinkan pada keesokan paginya. Perlu diingat bahwa masa hidup sel telur berkisar antara 12-24 jam, sedangkan masa hidup sperma didalam susukan reproduksi induk antara 24-48 jam. Oleh alasannya itu, terdapat waktu yang cukup panjang biar pembuahan sel telur oleh sperma sanggup berlangsung dengan baik. Siklus birahi atau selang waktu antara dua birahi pada induk kambing berlangsung selama 18-22 hari.
kambing atau domba birahi atau ingin kawin |
Banyak tanda-tanda yang sanggup diamati yang menandakan timbulnya birahi pada seekor induk kambing atau domba. Menjelang masa birahi (pro-estrus) ternak lain sering mencoba menaiki induk, namun biasanya induk menandakan reaksi penolakan. Namun, kalau telah memasuki periode estrus (birahi) reasksi induk biasanya tidak menolak, kalau dinaiki oleh ternak lain dalam kelompoknya. Induk juga biasanya mengeluarkan bunyi yang khas seolah kelaparan atau kesakitan dan menggerakan ekor secara konsisten. Pada kebanyak induk organ vulva mengalami pembengkakan dan berwarna kemerahan. Beberapa induk sering mengeluarkan cairan dari vulva yang awalnya bening, namun berubah menjadi kental dan berwarna putih pada ketika memasuki masa selesai birahi. Frekuensi urinasi (mengeluarkan air seni) akan meningkat dan bermaksud untuk menarik perhatian pejantan. Jika terdapat induk yang dalam masa birahi, pejantan biasanya menandakan ‘rekasi Flehmen’ yaitu gerakan dengan menggulung/memutar kebelakng bibir bab atas sambil mengangkat kepala dan mendengus.
Jika terdapat induk atau beberapa induk yang tidak menandakan tanda-tanda birahi yang jelas, maka sanggup dipakai pejantan untuk memicu timbulnya birahi. Sebaiknya dipakai pejantan cukup umur yang mempunyai aroma khas. Umumnya, birahi yang timbul pada seekor induk dalam suatu kelompok sesudah dicampur dengan pejantan akan memicu timbulnya birahi pada induk lain.
2.Perkawinan
Pola perkawinan sanggup dilakukan melalui dua pendekatan yaitu pendekatan perkawian secara individual atau perkawinan dengan pendekatan kelompok. Pada teladan perkawinan individual, maka seekor induk dikawinkan satu persatu dengan pejantan terpilih yang telah ditetapkan sebagai pemacek. Pada teladan perkawinan individual ini pengamatan masa birahi oleh peternak perlu dilakukan secara cermat untuk memastikan induk akan kawin pada ketika yang paling optimal (setelah ovulasi). Tingkat keberhasilan perkawinan induk dalam teladan perkawinan individu ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan peternak dalam mendeteksi waktu birahi pada induk. Oleh alasannya itu perlu melaksanakan pengamatan pada pagi dan sore hari. Biasanya pejantan dibiarkan melaksanakan perkawinan paling tidak sebanyak 2 kali dalam selang waktu setengah jam. Perkawinan yang baik/coitus biasanya ditandai dengan gerakan induk yang menekan/menurunkan ekor dan bab belakang tubuh kearah bawah dengan berpengaruh selama kira-kira 20 detik.kambing atau domba melaksanakan proses perkawinan |
Setelah memastikan bahwa induk telah bunting (dapat diduga dari tidak munculnya tanda birahi pada induk), maka pejantan disarankan dikeluarkan dari sangkar induk. Pejantan yang terus bercampur dengan induk sanggup mengalami penurunan libido atau agresivitas terhadap betina estrus. Dalam sistem perkawinan baik individual maupun kelompok, rasio pajantan/induk sanggup mencapai 1/20-30 apabila kondisi pejantan sangat baik. Dalam teladan ini deteksi masa birahi dilakukan oleh pejantan dan biasanya jarang yang terlewatkan. Deteksi birahi oleh peternak dalam teladan perkawinan kelompok tetap mempunyai arti administrasi yang penting untuk mengetahui atau memprediksi waktu melahirkan. Dengan demikian manjemen yang terkait dengan masa kebuntingan dan waktu melahirkan sanggup dikelola dan dipersiapkan dengan lebih terencana.
Perkawinan Induk Muda
Masa produktif seekor induk dimulai ketika terjadi perkawinan dengan pejantan yang subur. Penentuan umur kawin pada induk muda sering menjadi pertimbangan dalam pengelolaan induk. Namun, umur sesungguhnya bukan satu-satunya faktor utama yang memilih ketika kawin yang optimal pada induk muda. Faktor lain yang sangat penting ialah bobot tubuh. Pada ketika timbulnya birahi pertama kali pada induk muda, induk secara biologis sudah mau mendapatkan pejantan.skema perkawinan ternak kambig atau domba muda |
Ada pengalaman bahwa perkawinan pertama kali induk muda pada bobot badan dan umur yang tidak optimal berpotensi mempunyai jumlah anak sekelahiran yang tunggal selama masa produksinya. Perkawinan pertama pada umur muda atau bobot tidak optimal berpotensi menjadikan induk melahirkan anak dengan bobot badan yang rendah pula atau induk tidak pernah bisa mencapai potensi bobot tubuhnya. Besaran bobot cukup umur badan sangat tergantung kepada ras atau bangsa ternak . Oleh alasannya bobot badan bekerjasama erat dengan umur, maka rekomendasi umur kawin pertama juga tergantung kepada bangsa ternak.
Mengelola Pakan Masa Perkawinan
Manajemen pakan sanggup diterapkan untuk merangsang timbulnya birahi pada induk kambing, sehingga memungkinkan terjadinya keserentakan waktu kawin dan waktu melahirkan.Manajemen pakan untuk maksud tersebut dilakukan dengan meningkatkan suplai atau asupan nutrisi bagi induk, khususnya asupan protein dan energi.pemberian pakan kambing domba yang baik |