Tutorial Membuat Kompos Bokhasi Dari Kotoran Sapi
Kompos ialah salah satu pupuk yg sangat dekat dengan tanah sebab sifatnya yg bis,a memperbaiki kondisi tanah yg tadinya gersang menjadi subur, awalnya miskin unsur hara menjadi kaya unsur hara dan tidak merusak sifat alami tanah tersebut. Berbeda dengan pupuk kimia buatan pabrikan pupuk yg ternyata kalau digunakan setips terus menerus dan berlebihan bahkan akan merusak tanah produktif menjadi tanah yg buruk kandungan unsur haranya. Pupuk pabrikan berbahan kimia hanya bis,a untuk menambah nutrisi atau hara yg diharapkan tumbuhan tetapi tidak bis,a ikut menjaga kesuburan dan sifat-sifat baik yg alami dari tanah tersebut. Saatnya kembali ke pupuk organik atau kompos dan sejenisnya supaya umur tanah produktif tetap terjaga.Macam-macam Cara Pembuatan Pupuk Organik
Jika pada artikel sebelumnya Cara Praktis Membuat Kompos dari Kotoran Sapi Hanya fokus pada pembuatan satu macam kompos saja maka berikut ini akan coba penulis uraikan beberapa macam pupuk organik dengan proses pembuatannya. Tentu saja masih dengan materi dasar utama kotoran sapi. Secukup lamat membaca.
Berdasarkan hasil pengkajian BPTP Jawa Barat mengatakan bahwa tumbuhan tomat varietas ssayara yg dipupuk kompos kotoran sapi bisa berproduksi 3,15 kg/tanaman. Sedangkan untuk tumbuhan bawang daun dan seledri dengan pemakaian kompos organik kotoran sapi sanggup meningkat produksinya masing-masing 57,1% dan 47,6%.Dinamakan kompos organik sebab mengandung unsur kimia yg komplit berasal dari adonan kotoran sapi dan urine yg diaduk setips merata oleh ternak sendiri dengan tips diinjak-injak sehingga sudah mengalami proses dekomposer dengan baik.
Bahan dan peralatan
a. Kotoran sapi yg bercampur dengan urine
b. Sekam atau ”gergajen” (limbah gergajian kayu)
c. Kapur bubuk
d. Skop dan saringan
e. Karung plastik
f. Timbangan
Proses pembuatan kompos curah
Kotoran yg dipanen dari sangkar diangin-anginkan di daerah teduh secukup usang ± 2 bulan di isu terkini hujan atau 1 bulan di isu terkini kemarau, kotoran dihancurkan dan diayak dengan ukuran
lubang 0,5 x 0,5 cm, kemudian dikemas dalam karung
Proses pembuatan kompos blok
Kotoran yg gres dipanen (kondisi masih basah), dicetak memakai alat pres manual sederhana atau dengan memakai mesin pres batako. Cetakan kompos blok berukuran p = 20 x l = 12 atau 6 x t = 5 cm.
Proses pembuatan kompos granula
Bahan
1. Kompos curah
2. Tepung tapioka 3–5 % dari berat kering kompos
3. Air 8–10 % dari berat kering kompos
4. Zat pewarna ( merah, kuning, orange, hijau)
Cara Kerja
a. Tepung tapioka yg sudah dicampur dengan pewarna, ditaburkan pada mesin granul.
b. Kompos curah yg dihaluskan ditempatkan di atas lapisan tepung tapioka.
c. Air disemprotkan melalui susukan yg ada pada mesin granul.
d. Mesin dihidupkan dengan gerakan memutar sehingga akan terbentuk bulatan – bulatan granul.
e. Dikemas dalam plastik.
Proses Pembuatan Bokhasi
Bahan
1. Kotoran sapi setelah ditiriskan
2. Sekam (10% dari bobot kotoran sapi)
3. Abu sekam (10% dari bobot kotoran sapi)
4. Dedak padi (5% dari bobot kotoran sapi)
5. Larutan EM-4 + Tetes + Air ( 2 : 2 : 1000) atau 1 liter air + 2 cc EM-4 + 2cc tetes atau 1 liter air + 2 cc EM-4 + 6 sendok makan gula pasir.
Cara mem.buat
1. Campur kotoran sapi + sekam + bubuk sekam + dedak padi sesuai takaran, kemudian diaduk hingga merata.
2. Tuang adonan larutan EM-4 + tetes + air ke dalam adonan No. 1. dan diaduk hingga merata hingga membentuk adonan dengan kadar air + 40%.
3. Ditutup dengan karung goni atau tikar. Dalam kondisi aerob fermentasi akan berlangsung cepat sehingga suhu bokkhasi Kompos Organik meningkat 35-40oC. Bila suhu mencapai 50%, maka bokhasi dibolak-balik supaya udara masuk dan suhu turun. Lama fermentasi antara 4-5 hari dan bokhasi dianggap jadi apabila berbau khas fermentasi, kering, cuek dan ditumbuhi jamur berwarna putih. Apabila berbau busuk, maka pembuatan bokhasi dianggap gagal.
Cara Penggunaan Kompos
Cara pemberiannya ditebarkan merata di permukaan tanah dengan takaran sesuai jenis tanaman; untuk pemupukan individu menyerupai tumbuhan dalam pot (jeruk, mangga, bunga, dsb), kompos disebarkan dibawah kanopi terluar dari daun; untuk hamparan tumbuhan padi dan tumbuhan polowijo diberikan 10 ton/ha tiap 6 bulan; untuk tumbuhan bawang merah 20.000 kg/ha; untuk tumbuhan semangka 2 kg/bedengan. Marsono (2001) menyatakan bahwa pemakaian pupuk kompos organik menurut umur Kompos Organik tumbuhan ialah 500 g/tanaman pada umur 1 - 3 bulan, 1000 g/tanaman pada umur tumbuhan 4 - 9 bulan.
Referensi:
http://lolitsapi.litbang.pertanian.go.id