Friday, February 14, 2020

Teknis Dan Cara Budidaya Cacing Tanah



Cara Memelihara Cacing Tanah, Media Pemeliharaan, Bibit Cacing Sampai Panen
Budidaya cacing tanah ketika ini sudah mulai banyak dilsayakan oleh para peternak sapi sebagai perjuangan sampingan yg cukup menjanjikan. Mengapa peternak? Karena peternak mempunyai stok media pemeliharaan cacing yg tidak terbatas yg berupa kotoran sapi maupun kompos.

Ada sekitar 4500 spesies cacing di dunia, sekitar 2700 di antaranya yaitu spesies cacing tanah. Ada dua tipe spesies cacing tanah menurut perilsaya hidupnya, yaitu earthmovers dan composters (pembuat kompos).

Earthmovers yaitu spesies soliter (penyendiri) yg hidup di dalam tanah dengan mem.buat terowongan berongga di dalam tanah (rongga-rongga ini akan terisi udara dan oksigen yg baik untuk akar tanaman). Mereka hidup dari memakan bakteri, fungi, dan algae pada tanah dan memperlihatkan nutrisi melalui kotoran mereka ke tanah pada level akar yg sangat dibutuhkan oleh tanaman.

Sedangkan Composters yaitu spesies yg hidup setips massal dalam tumpukan organik di permukaan tanah. Mereka mengkonsumsi bakteri, fungi, dan algae yg ada pada dedaunan mati dan materi organik lainnya dan mengubahnya menjadi humus.

Spesies cacing tanah yg biasa dikomersilkan antara lain Eisenia foetida, Lumbricus rubellus, Lumbricus hortensis, Lumbricus terristris, Eudrilus engeniae, Eisenia andrei, dan Perionyx excavatus. Cacing harimau (Eisenia foetida) dan cacing merah (Rubellus lumbricus) merupakan cacing tanah jenis Composters.

Jika anda tertarik untuk mencoba beternak cacing maka anda bis,a mengikuti petunjuk simpel memelihara cacing dibawah ini.

Persiapan Pemeliharaan Cacing, Persyaratan Lokasi atau Media Cacing Tanah 


lahan cacing tanah vermicultureworms.com

Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung materi organik dalam jumlah yg besar.
Bahan-bahan organik tanah sanggup berasal dari serasah (daun yg gugur), kotoran ternak atau tumbuhan dan binatang yg mati. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yg gampang membusuk alasannya lebih gampang dicerna oleh tubuhnya.

Untuk pertumbuhan yg baik, cacing tanah memerlukan tanah yg sedikit asam hingga netral atau ph sekitar 6-7,2. Dengan kondisi ini, basil dalam badan cacing tanah sanggup bekerja optimal untuk mengadakan pembusukan atau fermentasi.

Kelembaban yg optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah yaitu antara 15-30 %.
Suhu yg dibutuhkan untuk pertumbuhan cacing tanah dan penetasan kokon yaitu sekitar 15–25 derajat C atau suam-suam kuku. Suhu yg lebih tinggi dari 25 derajat C masih baik asal ada naungan yg cukup dan kelembaban optimal.

Lokasi pemeliharaan cacing tanah diusahakan biar gampang penanganan dan pengawasannya dan tidak terkena sinar matahari setips langsung, contohnya di bawah pohon rindang, di tepi rumah atau di ruangan khusus (permanen) yg atapnya terbuat dari bahan-bahan yg tidak meneruskan sinar dan tidak menyimpan panas.

Pedoman Teknis Budidaya Cacing Tanah

budidaya cacing kaskus.co.id

1) Penyiapan Sarana dan Peralatan
Pembuatan sangkar sebaiknya memakai bahan-bahan yg murah dan gampang didapat ibarat bambu, rumbia, papan bekas, ijuk dan genteng tanah liat.

Salah satu rujukan sangkar permanen untuk peternakan skala besar yaitu yg berukuran 1,5 x 18 m dengan tinggi 0,45 m. Didalamnya dibentuk rak-rak bertingkat sebagai daerah wadah-wadah pemeliharaan. Bangunan sangkar sanggup pula tanpa dinding (bangunan terbuka). Model-model sistem budidaya, antara lain rak berbaki, kotak bertumpuk, pancing bertingkat atau pancing berjajar.

2) Pembibitan

Persiapan yg dibutuhkan dalam pembudidayaan cacing tanah yaitu meramu media tumbuh, menyediakan bibit unggul, mempersiapkan sangkar cacing dan sangkar pelindung.

Pemilihan Bibit Calon Induk

Sebaiknya dalam beternak cacing tanah setips komersial digunakan bibit yg sudah ada alasannya dibutuhkan dalam jumlah yg besar. Namun bila akan dimulai dari skala kecil sanggup pula digunakan bibit cacing tanah dari alam, yaitu dari tumpukan sampah yg membusuk atau dari daerah pembuangan kotoran hewan.

Pemeliharaan Bibit Calon Induk

Pemeliharaan sanggup dibagi menjadi beberapa tips:
  • Pemeliharaan cacing tanah sebanyak-banyaknya sesuai daerah yg digunakan. Cacing tanah sanggup dipilih yg muda atau dewasa. Jika sarang berukuran tinggi sekitar 0,3 m, panjang 2,5 m dan lebar kurang lebih 1 m, sanggup ditampung sekitar 10.000 ekor cacing tanah dewasa.
  • Pemeliharaan dimulai dengan jumlah kecil. Jika jumlahnya sudah bertambah, sebagian cacing tanah dipindahkan ke kolam lain.
  • Pemeliharaan kombinasi tips 1 dan 2.
  • Pemeliharaan khusus kokon hingga anak, setelah remaja di pindah ke kolam lain.
  • Pemeliharaan khusus cacing remaja sebagai bibit.

Sistem Pemuliabiakan

Apabila media pemeliharaan sudah siap dan bibit cacing tanah sudah ada, maka penanaman sanggup segera dilaksanakan dalam wadah pemeliharaan. Bibit cacing tanah yg ada tidaklah sekaligus dimasukan ke dalam media, tetapi harus dicoba sedikit demi sedikit. Beberapa bibit cacing tanah diletakan di atas media, kemudian diamati apakah bibit cacing itu masuk ke dalam media atau tidak. Jika terlihat masuk, gres bibit cacing yg lain dimasukkan.

Setiap 3 jam sekali diamati, mungkin ada yg berkeliaran di atas media atau ada yg meninggalkan media (wadah). Apabila dalam waktu 12 jam tidak ada yg meninggalkan wadah berarti cacing tanah itu betah dan media sudah cocok. Sebaliknya bila media tidak cocok, cacing akan berkeliaran di permukaan media.

Untuk mengatasinya, media harus segera diganti dengan yg baru. Perbaikan sanggup dilsayakan dengan tips disiram dengan air, kemudian diperas hingga air perasannya terlihat berwarna bening (tidak berwarna hitam atau cokelat tua).

Reproduksi, Perkawinan

Cacing tanah termasuk binatang hermaprodit, yaitu mempunyai alat kelamin jantan dan betina dalam satu tubuh. Namun demikian, untuk pembuahan, tidak sanggup dilsayakannya sendiri. Dari perkawinan sepasang cacing tanah, masing-masing akan dihasilkan satu kokon yg berisi telur-telur.

Kokon berbentuk lonjong dan berukuran sekitar 1/3 arogan korek api. Kokon ini diletakkan di daerah yg lembab. Dalam waktu 14-21 hari kokon akan menetas. Setiap kokon akan menghasilkan 2-20 ekor, rata-rata 4 ekor.
Diperkirakan 100 ekor cacing sanggup menghasilkan 100.000 cacing dalam waktu 1 tahun. Cacing tanah mulai remaja setelah berumur 2-3 bulan yg ditandai dengan adanya gelang (klitelum) pada badan pecahan depan. Secukup usang 7-10 hari setelah perkawinan cacing remaja akan dihasilkan 1 kokon.

3) Pemeliharaan

Pemberian Pakan

Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak berat cacing tanah yg ditanam. Apabila yg ditanam 1 Kg, maka pakan yg harus diberikan juga harus 1 Kg. Setips umum pakan cacing tanah yaitu berupa semua kotoran hewan, kecuali kotoran yg hanya digunakan sebagai media.

Hal yg perlu diperhatikan dalam derma pakan pada cacing tanah, antara lain :
  • Pakan yg diberikan harus dijadikan bubuk atau bubur dengan tips diblender.
  • Bubur pakan ditaburkan rata di atas media, tetapi tidak menutupi seluruh permukaan media, sekitar 2-3 dari peti wadah tidak ditaburi pakan.
  • Pakan ditutup dengan plastik, karung , atau materi lain yg tidak tembus cahaya.
  • Pemberian pakan berikutnya, apabila masih tersisa pakan terdahulu, harus diaduk dan jumlah pakan yg diberikan dikurangi.
  • Bubur pakan yg akan diberikan pada cacing tanah mempunyai perbandingan air 1:1.
  • Cacing tanah akan makan apa saja yg bersifat organik yg sanggup diuraikan dan harus lembab. Cacing tanah tidak bis,a makan masakan kering. Makanan dicerna dalam ampela, yg bertindak ibarat gigi untuk menggiling makanan. Usus memecahnya lebih lanjut dan keluar sebagai kotoran (castings) yg sangat bermanfaat bagi tanaman.

Berikut yaitu beberapa jenis pakan atau masakan kesukaan cacing tanah:
  • Kardus atau koran yg sudah disobek-sobek dan dilembabkan
  • Dedaunan mati
  • Kulit telur hancur
  • Sabut kelapa
  • Potongan sayur
  • Sisa kupasan kulit kentang, apel, pisang dan kulit sayuran/buah lain
Sebelum diberikan ke cacing tanah, masakan sanggup dipotong, diparut, atau diblender. Semakin kecil potongan makanan, akan semakin gampang dicerna oleh cacing. Pemberian makan sebaiknya paling sedikit tiga hari sekali.

Benda yg tidak boleh berada dalam media pemeliharaan cacing:
  • Benda yg tidak sanggup diuraikan ibarat plastik, kaca, karet, tulang dan juga materi kimia ibarat sabun dan obat-obatan.
  • Cacing tidak menyukai masakan asam ibarat jeruk, lemon dan tomat.
  • Makanan berbau tajam ibarat bawang merah, bawang putih, dan kulit jeruk mem.buat cacing tidak nyaman dan setips naluriah akan menjauhi sumber bau.
  • Makanan ibarat sisa daging, masakan berminyak dan produk susu juga tidak sebaiknya diberikan ke cacing alasannya akan cepat bacin dan sanggup mengundang binatang lain ibarat semut, tikus dan lalat yg sanggup mengganggu perkembangan cacing.
  • Makanan lain yg membahayakan cacing antara lain cabai, garam, gula, dan kotoran binatang segar yg belum terfermentasi (mengandung basil berbahaya ibarat staphylococcus dan streptococcus yg sanggup membunuh cacing).
Penggantian Media

Media yg sudah menjadi tanah/kascing atau yg sudah banyak telur (kokon) harus diganti. Supaya cacing cepat berkembang, maka telur, anak dan induk dipisahkan dan ditumbuhkan pada media baru. Rata-rata penggantian media dilsayakan dalam jangka waktu 2 Minggu.

Proses Kelahiran

Bahan untuk media pembuatan sarang adalah: kotoran hewan, dedaunan/ Buah-buahan, batang pisang, limbah rumah tangga, limbah pasar, kertas koran/ kardus/ kayu lapuk/ bubur kayu.

Bahan yg tersedia terlebih dahulu dipotong sepanjang 2,5 Cm. Berbagai bahan, kecuali kotoran ternak, diaduk dan ditambah air kemudian diaduk kembali. Bahan adonan dan kotaran ternak dijadikan satu dengan persentase perbandingan 70:30 ditambah air secukupnya supaya tetap basah.

Hama dan Penyakit Cacing Tanah

Keberhasilan beternak cacing tanah tidak terlepas dari pengendalian terhadap hama dan musuh cacing tanah. Beberapa hama dan musuh cacing tanah antara lain: semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, kutu dan lain-lain.

Musuh yg juga ditsayati yaitu semut merah yg memakan pakan cacing tanah yg mengandung karbohidrat dan lemak. Padahal kedua zat ini dibutuhkan untuk penggemukan cacing tanah. Pencegahan serangan semut merah dilsayakan dengan tips disekitar wadah pemeliharaan (dirambang) diberi
air cukup.

Panen Cacing Tanah

panen cacing infousaha87.blogspot.com

Dalam beternak cacing tanah ada dua hasil terpenting (utama) yg sanggup diharapkan, yaitu biomas (cacing tanah itu sendiri) dan kascing (bekas cacing). Panen cacing sanggup dilsayakan dengan banyak sekali tips salah satunya yaitu dengan mengunakan alat penerangan ibarat lampu petromaks, lampu neon atau bohlam. Cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya sehingga mereka akan berkumpul di pecahan atas media. Kemudian kita tinggal memisahkan cacing tanah itu dengan medianya.

Ada tips panen yg lebih hemat dengan membalikan sarang. Dibalik sarang yg gelap ini cacing biasanya berkumpul dan cacing gampang terkumpul, kemudian sarang dibalik kembali dan pisahkan cacing yg tertinggal.

Jika pada ketika panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang dikembalikan pada wadah semula dan diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam jangka waktu itu, telur akan menetas. Dan cacing tanah sanggup diambil untuk dipindahkan ke wadah pemeliharaan yg gres dan kascingnya siap di panen.

Sumber: warintek.ristekdikti.go.id dan sumber lainnya

Teknis Dan Cara Budidaya Cacing Tanah Rating: 4.5 Diposkan Oleh: abp29