Macam-macam Jenis Cacing Yang Cocok Untuk Usaha Peternakan
Cacing tanah yaitu cacing berbentuk tabung dan tersegmentasi dalam filum Annelida. Mereka umumnya ditemukan hidup di tanah, memakan materi organik hidup dan mati. Sistem pencernaan berjalan melalui panjang tubuhnya. Mengutip dari situs Wikipedia, nama ilmiah cacing tanah adalah: LumbricinaSepasang cacing tanah remaja sanggup berkembang biak sampai menghasilkan 1500 ekor cacing dalam satu tahun. Populasi cacing tanah mengalami peningkatan sampai 100% tiap 4-6 bulan. Cacing tanah akan membatasi perkembangbiakan mereka semoga sesuai dengan masakan yg tersedia dan ukuran daerah hidup mereka.
Cacing tanah kawin
Cacing tanah yaitu binatang hermafrodit (organ kelamin jantan & betina di dalam satu individu). Meskipun hermafrodit, cacing tanah tidak bis,a melsayakan reproduksi sendirian alasannya yaitu tidak bis,a menyatukan organ kelamin jantan dan organ kelamin betina mereka sendiri. Cacing tanah akan aktif untuk bereproduksi pada keadaan hangat dan lembab.
Kepompong cacing tanah
Cacing tanah remaja sanggup kawin kira-kira sekali tiap 10 hari, dan dari perkawinan itu, sanggup menghasilkan satu atau dua kepompong. Satu kepompong sanggup menampung sampai 10 telur, namun biasanya hanya 4 cacing muda yg akan menetas.
Telur cacing tanah sanggup menetas setelah 3 ahad kalau cuaca hangat, namun bis,a mencapai 3 bulan kalau cuaca dingin. Saat anak cacing tanah siap keluar, kepompong berubah warna menjadi kemerahan dan berukuran sebesar biji anggur. Anak cacing tanah yg gres menetas berukuran sekitar 1.2 cm, tanpa organ reproduksi, berwarna keputihan dengan semburat merah muda yg memperlihatkan pembuluh darah mereka.
Cacing tanah akan mulai matang setips seksual ketika clitellum terbentuk dengan tepat (usia 10-55 minggu, tergantung spesies). Pertumbuhan berat badan cacing tanah akan melambat setelah melewati tahap ini.
Sebagian cacing tanah akan mati pada tahun yg sama ketika mereka dilahirkan. Sementara yg lain sanggup hidup sampai usia 5 tahun atau lebih. Cacing renta ditandai dengan potongan ekor agak pipih dan warna kuning pada ekor sudah mencapai punggung. Bila cacing tanah masih produktif, warna kuning masih ada di ujung ekor.
Berikut Beberapa Jenis Cacing Tanah Yang Bisa Diternak / Dibudidayakan
Jenis Cacing Tanah Eisenia fetida
Ukuran badan cacing ini berkisar antara 7-8 cm dan berwarna coklat kemerahan dengan segmen berwarna cerah sehingga biasa disebut cacing Tiger atau cacing merah. Tubuhnya berbentuk silindris dan gerakannya lamban. Cacing ini biasanya ditemukan pada tumpukan materi organik, sampah rumah tangga, atau di bawah batang pisang yg membusuk. Cacing ini juga termasuk dalam cacing budidaya dari Eropa yg cukup populer alasannya yaitu ketahanannya hidup di temperatur 18 - 27°C.
Jenis Cacing Tanah Lumbricus rubellus
Lumbricus rubellus atau cacing ekor kuning merupakan jenis cacing asal Eropa yg paling banyak dibudidayakan dan biasa dipakai dalam industri farmasi, kosmetik, pakan hewan, dan konsumsi bagi manusia. Cacing yg biasa hidup di atas permukaan tanah ini mempunyai ukuran badan yg kecil dengan panjang 8 - 14 cm. Warna badan pada potongan punggung berwarna cokelat cerah sampai ungu kemerahan, perut berwarna krem, dan ekor kekuningan. Bentuk badan membulat dengan panjang agak memipih. Gerakannya lamban dan mempunyai kadar air dalam badan sekitar 70-78%.
Jenis Cacing Eudrilus eugeniae
Cacing yg disebut African Nightcrawler ini biasa dibudidayakan untuk diambil kascingnya. Cacing yg berwarna merah keunguan ini hanya sanggup hidup di temperatur 24-30°C namun mempunyai kemampuan reproduksi yg tinggi. Cacing African Nightcrawler mempunyai ukuran badan lebih besar dari cacing ekor kuning dan bis,a mencapai panjang 20 cm.
Jenis Cacing Tanah Perionyx exavatus
Cacing ini merupakan cacing lokal yg bentuknya ibarat kalung sehingga biasa disebut cacing kalung. Ukuran tubuhnya relatif lebih besar dibandingka dengan jenis cacing tanah lainnya. Bentuk tubuhnya membulat, berwarna coklat keunguan, dan sedikit kelabu. Cacing ini biasa hidup di sekitar kotoran ternak dan di bawah batang pisang yg membusuk.
Jenis Cacing Tanah Pheretima sp.
Cacing lokal yg mempunyai warna badan kuning kecoklatan, gerakannya lamban, dan melingkar kalau tubuhnya disentuh ini biasa disebut cacing koot. Ukuran badan cacing ini sedikit lebih pendek dari cacing kalung. Cacing ini biasanya dipakai sebagai umpan pancing.
Jenis Metaphire Longa
Cacing ini mempunyai warna badan berwarna hitam dan mempunyai segmen faktual ibarat sisik. Ukuran tubuhnya lebih besar kalau dibandingkan dengan jenis cacing lokal lainnya dan bis,a mencapai panjang 1,5 meter. Cacing yg biasa disebut cacing sondari ini seringkali terlihat menaiki batang pohon pada malam hari dan mengeluarkan bunyi lengkingan.
Jenis Cacing Tubifex sp.
Cacing sutera mempunyai badan yg kecil, lunak, dan lembut ibarat sutra. Cacing ini berukuran sekitar 1-2cm dan bahagia hidup berkelompok. Cacing sutera sanggup ditemukan pada jalan masuk air atau kubangan air berlumpur yg bergerak perlahan. Cacing sutera biasa dipakai untuk pakan ikan hias atau bibit ikan alasannya yaitu kandungan proteinnya yg tinggi.
Sekilas Tentang Cacing Tanah
Budidaya cacing tanah yaitu salah satu tips yg sanggup kita lsayakan untuk mem.buat lingkungan menjadi lebih baik. Manfaat cacing tanah :
- Cacing tanah sanggup membantu mengolah sampah dapur menjadi kompos yg baik untuk tumbuhan. Cacing tanah bisa mengubah materi organik yg dimakan menjadi kotoran (castings) dan urine (worm tea). Kandungan urea dalam urine cacing yaitu pupuk alami yg baik. Terlebih kotoran cacing mengandung nitrogen, fosfor, magnesium, potasium, dan kalsium yg penting untuk pertumbuhan tanaman.
- Tubuh cacing tanah yg terdiri atas 70% protein yaitu sumber masakan bergizi tinggi bagi binatang ternak dan peliharaan ibarat ayam, bebek, ikan, sidat, dan burung.
- Kegiatan menggali yg dilsayakan cacing tanah bisa membuat sistem drainase alami, meningkatkan jumlah udara dan air dalam tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur dan baik untuk ditanami semua jenis tanaman.
Earthmovers yaitu spesies soliter (penyendiri) yg hidup di dalam tanah dengan mem.buat terowongan berongga di dalam tanah (rongga-rongga ini akan terisi udara dan oksigen yg baik untuk akar tanaman). Mereka hidup dari memakan bakteri, fungi, dan algae pada tanah dan memperlihatkan nutrisi melalui kotoran mereka ke tanah pada level akar yg sangat diperlukan oleh tanaman.
Sedangkan Composters yaitu spesies yg hidup setips massal dalam tumpukan organik di permukaan tanah. Mereka mengkonsumsi bakteri, fungi, dan algae yg ada pada dedaunan mati dan materi organik lainnya dan mengubahnya menjadi humus.
Spesies cacing tanah yg biasa dikomersilkan antara lain Eisenia foetida, Lumbricus rubellus, Lumbricus hortensis, Lumbricus terristris, Eudrilus engeniae, Eisenia andrei, dan Perionyx excavatus. Cacing harimau (Eisenia foetida) dan cacing merah (Rubellus lumbricus) merupakan cacing tanah jenis Composters.
Cacing harimau (Eisenia foetida)
Cacing harimau mempunyai garis-garis merah dan kuning pada tubuhnya dan lebih sering menggeliat (meronta) keras ketika berada di tangan manusia.
Cacing merah (Lumbricus rubellus)
Cacing merah lebih menentukan tinggal di atas permukaan tanah, di bawah kayu lapuk, dedaunan kering dan sampah organik lainnya.
Tubuh cacing tanah sebagian besar terdiri dari air dan tersusun atas segmen-segmen (sekitar 95 segmen) yg sanggup menyusut dan meregang untuk membantu cacing bergerak di dalam tanah. Cacing tanah tidak mempunyai tulang, gigi, mata, pendengaran atau kaki. Cacing tanah mempunyai lima jantung.
Cacing tanah mempunyai organ perasa yg sensitif terhadap cahaya dan sentuhan (reseptor sel) untuk membedakan perbedaan intensitas cahaya dan mencicipi getaran di dalam tanah. Selain itu, mereka juga mempunyai kemoreseptor khusus yg bereaksi terhadap rangsangan kimia. Organ-organ perasa pada cacing tanah terletak di potongan anterior (depan/muka).
Anatomi cacing tanah
Kepala cacing tanah terletak pada potongan yg paling erat dengan clitellum. Mereka biasanya bergerak searah potongan kepala menghadap ketika berpindah tempat.
Clitellum yaitu segmen pada cacing tanah (mirip korset) daerah kelenjar sel. Fungsinya untuk membentuk kokon (kepompong) dari sekresi lendir dimana sel-sel telur akan diletakkan nantinya di dalam kokon ini. Secukup usang periode kekeringan, beberapa spesies cacing tanah akan kehilangan gejala seksual sekunder untuk sementara, ibarat hilangnya clitellum. Saat keadaan membaik, clitellum akan terbentuk kembali. Clitellum juga bis,a menghilang pada usia tua.
Cacing tanah bernapas dengan kulit mereka yg tipis. Kulit cacing harus tetap lembab sepanjang waktu untuk memungkinkan untuk menghirup oksigen yg sangat dibutuhkan. Oksigen yg masuk lewat kulit akan diikat oleh hemoglobin dalam darah dan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Jika kulit mereka mengering, cacing tanah akan mati lemas. Kulit cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya matahari eksklusif ataupun suhu panas yg sanggup mem.buat kulit mereka kering.
Cacing tanah yaitu binatang berdarah hirau taacuh (poikiloterm), mereka tidak bisa menghasilkan panas tubuh. Suhu badan mereka dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
Dalam kondisi tepat, cacing tanah sanggup makan sebanyak berat badan mereka per harinya. Sebagai contoh, 1 kg cacing tanah sanggup makan 1 kg masakan tiap hari. Namun disarankan untuk memperlihatkan masakan setengah dari berat badan cacing di awal pemeliharaan untuk kemudian diadaptasi dengan kemampuan makan cacing. Jika masakan terlalu banyak, daerah pemeliharaan akan menjadi amis alasannya yaitu cacing tidak sanggup memproses semua masakan sebelum masakan membusuk. Terlalu sedikit, cacing akan kelaparan.
Kotoran cacing tanah
Cacing tanah akan makan apa saja yg bersifat organik yg sanggup diuraikan dan harus lembab. Cacing tanah tidak bis,a makan masakan kering. Makanan dicerna dalam ampela, yg bertindak ibarat gigi untuk menggiling makanan. Usus memecahnya lebih lanjut dan keluar sebagai kotoran (castings) yg sangat bermanfaat bagi tanaman.
Berikut yaitu masakan kesukaan cacing tanah:
- Kardus atau koran yg sudah disobek-sobek dan dilembabkan
- Dedaunan mati
- Kulit telur hancur
- Sabut kelapa
- Potongan sayur
- Sisa kupasan kulit kentang, apel, pisang dan kulit sayuran/buah lain
Benda yg tidak boleh berada dalam media pemeliharaan cacing:
- Benda yg tidak sanggup diuraikan ibarat plastik, kaca, karet, tulang dan juga materi kimia ibarat sabun dan obat-obatan.
- Cacing tidak menyukai masakan asam ibarat jeruk, lemon dan tomat.
- Makanan berbau tajam ibarat bawang merah, bawang putih, dan kulit jeruk mem.buat cacing tidak nyaman dan setips naluriah akan menjauhi sumber bau.
- Makanan ibarat sisa daging, masakan berminyak dan produk susu juga tidak sebaiknya diberikan ke cacing alasannya yaitu akan cepat amis dan sanggup mengundang binatang lain ibarat semut, tikus dan lalat yg sanggup mengganggu perkembangan cacing.
- Makanan lain yg membahayakan cacing antara lain cabai, garam, gula, dan kotoran binatang segar yg belum terfermentasi (mengandung kuman berbahaya ibarat staphylococcus dan streptococcus yg sanggup membunuh cacing).