Macam-macam Jenis Sapi Perah Unggul Di Dunia
Sapi susu atau sapi perah yaitu sapi yg dikembangbiakan setips khusus alasannya yaitu kemampuannya dalam menghasilkan susu dalam jumlah besar. Sapi susu yaitu varietas dari spesies Bos taurus.Banyak bangsa sapi daging yg dikembangkan untuk tujuan ganda (susu dan daging) atau bahkan untuk tujuan yg lebih luas lagi yaitu susu, daging, dan tenaga. Beberapa bangsa masih menawarkan perbedaan sedangkan yg lainnya sudah diseleksi untuk sifat-sifat ternak daging atau ternak perah saja (Blakely,1991).
Bangsa sapi perah di Indonesia sanggup dikatakan tidak ada. Sapi perah di Indonesia berasal dari sapi impor dan hasil dari persilangan sapi impor dengan sapi local. Pada tahun 1955 di Indonesia terdapat sekitar 200000 ekor sapi perah dan hamper seluruhnya merupakan sapi FH dan keturunannya (Prihadi,1997). Produksi susu sapi FH di Indonesia tidak setinggi di tempat asalnya. Hal ini banyak dipengaruhi oleh factor antara lain iklim, kualitas pakan, seleksi yg kurang ketat, administrasi dan mungkin juga sapi yg dikirim ke Indonesia kualitas genetiknya tidak sebaik yg diternakkan dinegeri asalnya. Sapi FH murni yg ada di Indonesia rata-rata produksi susunya sekitar 10 liter per hari dengan calving interval 12-15 bulan dan cukup usang laktasi kurang lebih 10 bulan atau produksi susu rata-rata 2500-3000 liter per laktasi (Prihadi,1997).
Hasil persilangan antara sapi lokal dengan sapi FH sering disebut sapi PFH (Peranakan Friesian Holstein). Sapi ini banyak dipelihara rakyat terutama di tempat Boyolali, Solo, Ungaran, Semarang, dan Jogjakarta. Juga sanggup dijumpai didaerah Pujon, Batu, Malang,dan sekitarnya. Warna sapi PFH ibarat sapi FH tetapi sering dijumpai warna yg menyimpang contohnya warna bulu kipas ekor hitam, kuku berwarna hitam dan bentuk tubuhnya masih menawarkan bentuk sapi local, kadang kala masih terlihat adanya gumba yg meninggi (Prihadi,1997).
Jenis Sapi Perah Subtropics
Ayrshire.
Bangsa sapi Ayrshire dikembangkan di tempat Ayr, yaitu di tempat kepingan barat Skotlandia. Wilayah tersebut hambar dan lembab, padang rumput relative tidak banyak tersedia. Dengan demikian maka ternak terseleksi setips alamiah akan ketahanan dan kesanggupannya untuk merumput (Blakely,1991).
Pola warna bangsa sapi Ayrshire bervariasi dari merah dan putih hingga warna mahagoni dan putih. Bangsa sapi ini lebih bersifat gugup atau terkejut bila dibandingkan dengan bangsa-bangsa yg lain. Para peternak dahulu nampak masih berhati-hati dalam perjuangan mereka dalam melsayakan seleksi kearah tipe yg bagus. Hasil itu masih nampak dalam gaya penampilan, simetri, perlekatan ambing yg nampak, disamping kehalusan dan kebersihannya sebagai tipe perah. Sapi Ayrshire hanya termasuk dalam peringkat sedang dari sudut daging dan pedet yg dilahirkan. Rata-rata bobot tubuh sapi betina remaja 1250 pound dan sapi jantan mencapai 1600-2300 pound. Produksi susu berdasarkan DHIA (1965/1966) rata-rata 10312 pound dengan kadar lemak 4% (Prihadi,1997).
Brown Swiss.
Bangsa sapi Brown Swiss banyak dikembangkan dilereng-lereng pegunungan di Swiss. Sapi ini merumput di kaki-kaki gunung pada dikala trend semi hingga lereng yg paling tinggi dikala trend panas. Keadaan alam ibarat itu melahirkan hewan-hewan yg tangguh akan kemampuan merumput yg bagus. Ukuran badannya yg besar dan lemak badannya yg berwarna putih menjadikannya sapi yg disukai untuk produksi daging (Blakely,1991).
Warna sapi Brown Swiss bervariasi mulai dari coklat muda hingga coklat gelap, dan tercatat sebagai sapi yg gampang dikendalikan dengan kecenderungan bersifat acuh. Sapi Brown Swiss dikembangkan untuk tujuan produksi keju dan daging, dan produksi susunya dalam jumlah besar dengan kandungan materi padat dan lemak yg relative tinggi. Bobot tubuh sapi betina remaja 1200-1400 pound, sedang sapi jantan Brown Swiss 1600-2400 pound. Produksi susu rata-rata mencapai 10860 pound dengan kadar lemak 4,1% dan warna lemak susunya agak putih (Blakely,1991).
Guernsey.
Bangsa sapi Guernsey dikembangkan di pulau Guernsey di Inggris. Pulau tersebut populer dengan padang rumputnya yg bagus, sehingga pada awal-awal seleksinya, sifat-sifat kemampuan merumput bukan hal penting yg terlalu diperhatikan. Sapi perah Guernsey berwarna coklat muda dengan totol-totol putih yg nampak jelas. Sapi tersebut sangat jinak, tetapi alasannya yaitu lemak badannya yg berwarna kekuningan dan ukuran tubuh yg kecil mengakibatkan tidak disukai untuk produksi susu dengan warna kuning yg mencerminkan kadar karoten yg cukup tinggi (karoten yaitu pembentuk atau prekusor vitamin A). disamping itu, kadar lemak susu dan kadar materi padat susu yg tinggi. Bobot tubuh rata-rata sapi betina remaja 1100 pound dengan kisaran antar 800-1300 pound. Sedangkan bobot sapi jantan remaja sanggup mencapai 1700 pound. Produksi susu sapi Guernsey berdasarkan DHIA (1965/1966) rata-rata 9179 pound dengan kadar lemaknya 4,7% (Prihadi,1997).
Jersey.
Sapi Jersey dikembangkan di pulau Jersey di Inggris yg terletak hanya sekitar 22 mil dari pulau Guernsey. Seperti halnya pulau Guernsey, pulau Jersey juga mempunyai padang rumput yg cantik sehingga seleksi ke arah kemampuan merumput tidak menjadi perhatian pokok. Pulau itu hasil utamanya yaitu mentega, dengan demikian sapi Jersey dikembangkan untuk tujuan produksi lemak susu yg banyak, sifat yg hingga kini pun masih menjadi perhatian. Dalam masa perkembangan bangsa ini, hanya sapi-sapi yg cantik sajalah yg tetap dipelihara sehingga sapi Jersey ini masih populer alasannya yaitu keseragamannya (Blakely,1991).
Susu yg berasal dari sapi yg berwarna coklat ini, warnanya kuning alasannya yaitu kandungankarotennya tinggi dan persentase lemak dan materi padatnya juag tinggi. Seperti halnya sapi Guernsey, sapi Jersey tidak disukai untuk tujuan produksi daging dan pedet yg akan dipotong. Bobot sapi betina remaja antara 800-1100 pound. Produksi susu sapi Jersey tidak begitu tinggi, berdasarkan standar DHIA (1965/1966) rata-rata produksi sapi Jersey 8319 pound/tahun, tetapi kadar lemaknya sangat tinggi rata-rata 5,2% (Prihadi,1997).
Holstein – Friesien.
Bangsa sapi Holstein-Friesien yaitu bangsa sapi perah yg paling menonjol di Amerika Serikat, jumlahnya cukup banyak, mencakup antara 80 hingga 90% dari seluruh sapi perah yg ada. Asalnya yaitu Negeri Belanda yaitu di propinsi Nort Holand dan West Friesland, kedua tempat yg mempunyai padang rumput yg bagus. Bangsa sapi ini pada awalnya juga tidak diseleksi kearah kemampuan atau ketangguhannya merumput. Produksi susunya banyak dan dimanfaatkan untuk pembuatan keju sehingga seleksi kearah jumlah produksi susu sangat dipentingkan (Blakely,1991).
Sapi yg berwarna hitam dan putih (ada juga Holstein yg berwarna merah dan putih) sangat menonjol alasannya yaitu banyaknya jumlah produksi susu namun kadar lemaknya rendah. Sifat ibarat ini nampaknya lebih cocok dengan kondisi pemasaran pada dikala sekarang. Ukuran badan, kecepatan pertumbuhan dan karkasnya yg cantik mengakibatkan sapi ini sangat disukai pula untuk tujuan produksi daging dan pedet untuk dipotong. Standar bobot tubuh sapi betina remaja 1250 pound, pada umumnya sapi tersebut mencapai bobot 1300-1600 pound. Standar bobot tubuh pejantan 1800 pound dan pada umumnya sapi pejantan tersebut mencapai diatas 1 ton. Produksi susu bias mencapai 126874 pound dalam satu masa laktasi, tetapi kadar lemak susunya relative rendah, yaitu antara 3,5%-3,7%. Warna lemaknya kuning dengan butiran-butiran (globuli) lemaknya kecil, sehingga baik untuk dikonsumsi susu segar (Blakely,1991).
Penyebaran sapi perah FH ini pertama kalinya di Pulau Jawa, terutamanya Jawa Barat pada tahun 1900 tempat Cisarau dan Lembang. Dengan begitu penyebaran ini semakin luas keberbagai tempat – tempat pelosok atau kota lainnya. Ada beberapa pendapat karakteristik ( tanda – tanda ) pada sapi perah FH ini yaitu mempunyai bentuk tubuh memanjang kebelakang, perambingan baik, mempunyai bentuk ambing simetris dan juga produksi susu meningkat ( Blakely dan Bade 1998). Sedangkan berdasarkan dari pendapat lain mempunyai karakteristik ( Ciri – tanda ) antara lain.
- Bulunya berwarna hitam dengan bercak berwarna putih.
- Bulu ujung ekor berwarna putih.
- Buku kepingan bawah dari carpus ( kepingan kaki ) berwarna putih atau hitam dari atas turun hingga kebawah.
- Mempunyai ambing berpengaruh dan besar.
- Tenang, jikan sehingga gampang pemeliharaannya.
- Berat jantan 1.000 kg dan sapi betina 650 kg.
- Lambat menjadi dewasa.
- Sapi tidak tahan panas, namun gampang melsayakan adaptasi.
- Dahi terdapat warna putih berbentuk segitiga.
- Kepala panjang dan sempit dengan tanduk pendek dan juga menjurus kedepan.
- Produksi susu mencapai 6.000 – 8.000 kg/ekor/laktasi.
Untuk membudidayakan atau beternak sapi perah FH ini harus diubahsuaikan dengan suhu lingkungan, ketinggian budidayaa, iklim subtropis dan tropis dan administrasi perkandangan, pemeliharaan, pengendalian penyakit, dan juga sanitasi sangkar dengan teratur.
Jenis Sapi Perah Tropis
Sahiwal.
Bangsa sapi Sahiwal berasal dari tempat Punyab, distrik montgo mery, Pakistan, tempat antara 29°5’ -30°2’ LU. Sapi perah Sahiwal mempunyai warna kelabu kemerah-merahan atau kebanyakan merah warna sawo atau coklat. Sapi betina bobot badannya mencapai 450 kg sedangkan yg jantan 500-600 kg. sapi ini tahan hidup di tempat asalnya dan sanggup berkembang di daerah-daerah yg curah hujannya tidak begitu tinggi. Produksi susu paling tinggi yaitu antara 2500-3000 kg/tahun dengan kadar lemaknya 4,5%. Menurut Ware (1941) berdasarkan catatan sapi perah Sahiwal yg terbaik dari 289 ekor sanggup memproduksi antara 6000-13000 pound (2722-5897 liter) dengan kadar lemak 3,7% (Blakely,1991).
Red Sindhi.
Bangsa sapi Red Sindhi berasal dari tempat distrik Karachi, Hyderabad dan Kohistan. Sapi Red Sindhi berwarna merah renta dan tubuhnya lebih kecil bila dibandingkan dengan sapi Sahiwal, sapi betina remaja rata-rata bobot badannya 300-350 kg, sedangkan jantannya 450-500 kg. produksi susu Red Sindhi rata-rata 2000 kg/tahun, tetapi ada yg mencapai produksi susu 3000 kg/tahu dengan kadar lemaknya sekitar 4,9% (Blakely,1991).
Gir.
Bangsa sapi Gir berasal dari tempat semenanjung Kathiawar bersahabat Bombay di India Barat dengan curah hujan 20-25 inchi atau 50,8-63,5 cm. Daerah ini terletak antara 20°5’ - 22°6’ LU. Pada trend panas temperature udara mencapai 98°F (36,7°C) dan trend hambar temperatu udara hingga 60°F (15,5°C) (Prihadi,1997).
Warna sapi Gir pada umumnya putih dengan sedikit bercak-bercak coklat atau hitam, tetapi ada juga yg kuning kemerahan. Sapi ini tahan untuk bekerja baik di sawah maupun di tegal. Ukuran bobot sapi betina remaja sekitar 400 kg, sedangkan sapi jantan remaja sekitar 600 kg. produksi susu rata-rata 2000 liter/tahun dengan kadar lemak 4,5-5% (Blakely,1991).