Limbah Pertanian Sebagai Pakan Ternak
Berita Ternak - Dengan mengolah banyak sekali limbah pertanian kelompok penghasil pakan asal Dusun Tegaldowo, Kelurahan Bantul, Kecamatan Bantul ini berhasil menciptakan pakan organik. Mereka mengolahnya menjadi pakan ayam dan itik.Bahan-bahannya memakai limbah pertanian, ibarat janggel jagung, kulit kacang, kulit ubi, kulit kedele, serta onggok (ampas ketela). ’’Bahan lainnya ada tepung ikan dan dedak padi,” jelas Ketua Pakan Unggas Mandiri Jumidi.Setelah dikeringkan beberapa materi baku itu kemudian digiling satu persatu memakai mesin. Agar halus ibarat tepung banyak sekali materi baku yang masih bergairah itu lantas dimasukkan dalam mesin disk mill. ’’Setelah itu dicampur, kemudian dioven semoga kering. Proses selanjutnya dimasukkan dalam mesin pemecah,” urainya.Ide cemerlang ini muncul final 2010 lalu. Kala itu sebagian penduduk di dusun tersebut merupakan peternak unggas mengeluhkan tingginya harga pakan di pasaran. Nah, sesudah mendapat penyuluhan, kelompok yang beranggotakan 15 orang ini mencoba menciptakan pakan sendiri. ’’Kebanyakan limbah pertanian kan dibuang. Eman-eman ,” tandas petugas UPT Balai Benih Pertanian Barongan Budi Santoso.Dalam sehari kelompok ini bisa memroduksi konsentrat organik ini empat kwintal. Sedangkan pakan organik untuk ayam sebanyak satu kwintal. Produksi pakan organik ini memang belum masif. Maklum, sejauh ini mereka masih mencari banyak sekali saran dan kritik demi terciptanya pakan organik yang bisa bersaing dengan pakan buatan pabrik.
Meski demikian, dari mengembangkan uji coba terhadap unggas milik para anggota kelompok, kualitas pakan produk lokal ini tidak begitu mengecewakan. ’’Selisihnya sedikit antara memakai pakan dari pabrik dengan pakan organik ini,” imbuh warga Dusun Telogodowo ini.Dalam beberapa bulan terakhir, selain kepada anggota kelompok pakan tersebut telah didistribusikan kepada sejumlah penjual pakan di wilayah Bantul. Dibandingkan dengan pakan buatan pabrik, harga pakan organik ini relatif lebih murah.’’Di toko-toko harga Rp 6.000 per kilogram. Pupuk organik ini hanya sebesar Rp 4.000,” pungkasnya. (Radar Jogja)