Saturday, October 5, 2019

Kasus Wabah Penyakit Pmk Pada Kerbau India, Peringatan Keras Buat Pemerintah


Peringatan Keras Buat Importir Daging Kerbau Dengan Adanya Wabah PMK di India, Ini Bahaya dan Kerugian Yang Harus Ditanggung Jika PMK Berjangkit Lagi di Negara Kita

Maraknya gosip perkara mewabahnya PMK di India sudah seharusnya mem.buat pemerintah kita khawatir. Hal ini sangat beralasan mengingat kita yaitu salah satu importir daging kerbau asal India. Dan disisi lain penyakit PMK yaitu penyakit yg sangat berbahaya bagi ternak sapi, kambing, kerbau dll yg sangat merugikan, gampang menular dan juga mematikan.
Sebelumnya, menurut laporan dari Tribune India, PMK tengah mewabah di salah satu pusat peternakan kerbau terbesar di India, yakni di Punjab. Adapun, 85% dari total populasi penduduk di daerah tersebut mempunyai usaha peternakan kerbau. Hal itu menjadi ancaman tersendiri bagi Indonesia, yg pada tahun ini tetapkan untuk mengimpor 100.000 ton daging kerbau dari India.
Penyakit lisan dan kuku ini yaitu salah satu alasan negara kita menutup keran impor daging dari India sebelum balasannya dbuka pada beberapa waktu yg lalu. Pembukaan keran impor daging asal india tentunya melalui pengawasan yg sangat-sangat ketat mengingat negara India belum terbebas dari PMK ini. Hanya sebagian distrik di India yg sudah dinyatakan bebas PMK tetapi tidak setips keseluruhan sehingga masih banyak terbuka kemungkinan penyakit ini bis,a terbawa hingga Indonesia.

Indonesia sendiri pernah menghabiskan biaya milyaran rupiah untuk bis,a membebaskan peternakan kita dari PMK sehingga pemasukan daging asal India ini hingga dikala ini masih menjadikan pro kontra dikalangan praktisi peternakan dan tidak sedikit yg menyaygkannya mengingat bahayanya PMK ini. Dan dikala ini ternyata PMK sedang berjangkit di India sehingga dirjen peternakan kita hingga mem.buat surat untuk memastikan adanya jaminan keamanan daging yg diimpor dari India benar-benar bebas PMK.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian I Ketut Diarmita dalam surat resmi bertanggal 6 Maret 2019 kepada Kedutaan Besar India meminta biar ada kepastian kesehatan daging kerbau yg diekspor ke Indonesia.

"Saya meminta penjelasan Anda mengenai pembaruan pada situasi PMK dan langkah-langkah yg sudah diambil untuk mengatasi wabah PMK di distrik yg disebutkan dalam media massa," tulisnya dalam surat yg disebar kepada media pada Rabu (13/3/2019).

Ketut Diarmita meminta pemerintah India menjawab kelima pertanyaan berikut:

1. Apakah tindakan karantina dikenakan pada perusahaan dengan perkara yg diduga, sambil menunggu diagnosis akhir? Apa mekanisme lain yg diikuti sehubungan dengan perkara yg dicurigai?

2. Tunjukkan mekanisme pengambilan sampel, pengiriman dan pengujian yg akan dipakai untuk mengidentifikasi dan mengkonfirmasi keberadaan biro patogen.

3. Jelaskan tindakan yg akan diambil untuk mengendalikan situasi penyakit di dalam dan sekitar perusahaan di mana wabah dikonfirmasi.

4. Jelaskan setips terang mekanisme pengendalian atau pemberantasan yg akan diambil. Dalam hal vaksinasi darurat, tunjukkan sumber dan jenis vaksin dan berikan perincian sketsa pasokan dan stok vaksin apa pun.

5. Jelaskan kriteria dan mekanisme yg akan dipakai untuk mengkonfirmasi bahwa wabah sudah berhasil dikendalikan atau diberantas, termasuk kegiatan pengawasan serologis.
Sejak tahun 1990 Indonesia sudah disayai oleh OIE sebagai negara yg terbebas dari PMK. Sebuah prestasi besar bila mengingat besarnya usaha aneka macam kalangan yg tanpa lelah secukup usang 12 tahun semenjak dari tahun 1974 hingga tahun 1986 membumihanguskan PMK dari bumi Ibu Pertiwi. Berdasarkan data PMK pernah "menetap" di Indonesia. Pertama kali "singgah" tahun 1887 di daerah Malang Jawa Timur. Merupakan sebuah kerugian yg faktual bila kemudian penyakit ini kembali "mampir kembali" di Indonesia.
Sebagai catatan pemerintah Inggris mengalami kerugian yg sangat tinggi ketika harus memusnahkan jutaan sapinya akhir terkena PMK. Sinyal lampu kuning yg harus diperhitungkan pemerintah dibanding kilauan tawaran harga yg didengung-dengungkan oleh Brasil yg bis,a hingga 60% dari harga daging sapi yg biasa Indonesia beli dari Australia atau New Zealand. Dan daya tarik murahnya harga daging kerbau dari India tampaknya sudah menutup mata pemerintah terhadap ancaman PMK.
 
Dengan mewabahnya PMK tersebut sudah sangat layak bila pemerintah selsaya importir daging kerbau India khawatir dan meminta jaminan keamanan daging yg diimpornya dari tercemarnya penyakit PMK ini. Pemerintah wajib sangat berhati-hati jangan hingga PMK bis,a hidup lagi di Indonesia.

Ada baiknya bila pemerintah menghentikan sementara impor daging kerbau dari India hingga wabah PMK bis,a diatasi pemerintah India.

Seperti Apa Bahaya PMK?

Setips umum PMK menyerang binatang yg berkuku genap. Seperti sapi, kerbau, kambing, domba, babi, gajah, jerapah, dan menjangan. PMK disebabkan oleh virus yg sangat kecil yaitu berdiameter lebih kurang 20 milimikron.

Virus terbentuk dari asam inti ribo yg diselubungi protein. Virus ini sangat labil, antigenisitasnya cepat, dan gampang berubah.

Gejala Penyakit pada Ternak

Setips klinis binatang yg terkena PMK sanggup diketahui dari gejala berikut: lesu\/ lemah, suhu badan meningkat (dapat mencapai 41 derajat celcius), keluar air liur setips melimpah, nafsu makan berkurang, enggan berdiri, pincang, bobot hidup berkurang, produksi susu menurun bagi ternak penghasil susu, dan tingkat kesakitan hingga 100%.

Tingkat maut pada binatang berakal balig cukup akal umumnya rendah. Namun, biasanya tinggi pada binatang muda akhir myocarditis. Tanda khas PMK yaitu lepuh-lepuh berupa tonjolan lingkaran yg bersisi cairan limfe pada rongga mulut, pengecap sebelah atas, bibir sebelah dalam, gusi, langit-langit, lekukan antara kaki, dan di ambing susu.

Kerugian Akibat PMK

Bila PMK kembali "tinggal" di Indonesia maka akan merugikan hal-hal berikut ini:
  • (a) Penurunan produktivitas kerja ternak.
  • (b) Penurunan bobot hidup. Ternak yg menderita PMK sulit mengonsumsi, mengunyah, dan menelan pakan. Bahkan pada perkara yg sangat parah ternak tidak sanggup makan sama sekali. Akibatnya cadangan energi badan akan terpakai terus hingga balasannya bobot hidup menurun dan ternak menjadi lemas.
  • (c) Gangguan fertilitas. Ternak produktif yg terkena PMK akan kehilangan kemampuan untuk melahirkan setahun sehabis terjangkit penyakit tersebut. Ternak gres sanggup beranak kembali sehabis dua tahun kemudian. Jika pada awalnya seekor bisa beranak lima ekor lantaran penyakit ini kemampuan melahirkan menurun menjadi tiga ekor atau kemampuan menghasilkan anak menurun 40%.
  • (d) Kerugian ekonomi akhir penutupan pasar binatang dan daerah tertular. Dalam keadaan terjadi serangan PMK seluruh kegiatan di pasar binatang dan rumah pemotongan binatang (RPH) ditutup. Akibatnya, pekerja di pasar binatang dan RPH, pedagang ternak, dan pengumpul rumput akan kehilangan mata pencaharian secukup usang jangka waktu yg tidak menentu.
  • (e) Hilangnya peluang ekspor ternak, hasil ikutan ternak, hasil materi hewan, dan pakan.
Bahaya PMK lainnya yaitu penyakit ini sangat gampang menyebar ke ternak berkaki genap lainnya. Seperti yg terjadi di Inggris yg hanya memerlukan waktu seminggu untuk mem.buat penyakit ini beredar. Kiranya masuk akal bila para stake holder peternakan banyak yg bersuara keras untuk menyatakan nyalakan lampu merah untuk impor daging dari India.

Memang besar sekali resiko yg harus ditanggung bila wabah atau penyakit PMK bis,a masuk lagi ke negara kita mengingat kerugian yg ditimbulkan sangatlah besar dan butuh waktu, tenaga dan biaya yg sangat besar untuk membebaskan kembali suatu negara yg terkena wabah PMK.

Sudahkah sesuai resiko tersebut dengan murahnya harga daging kerbau yg diimpor dari negara yg belum bebas PMK? Cukupkah laba dari impor daging murah tersebut untuk dijadikan cadangan biaya bila PMK hingga mewabah di Indonesia? Monggo dipikirkan sama-sama demi kemajuan dunia peternakan kita.

Diolah dari aneka macam sumber

Kasus Wabah Penyakit Pmk Pada Kerbau India, Peringatan Keras Buat Pemerintah Rating: 4.5 Diposkan Oleh: abp29