Sunday, October 13, 2019

Budidaya Sidat Tembus Pasar Jepang


Budidaya Sidat Tembus Pasar Jepang

Peluang Bisnis - Sejauh ini, Sidat yang berjulukan latin Anguilla sp belum banyak yang membudidayakan. Tidak banyak yang menyangka, budidaya ikan yang sekilas menyerupai ular tanpa sisik itu mempunyai peluang cukup menjanjikan. Seperti yang dilakukan oleh Syaiful, ribuan ekor Sidat dipeliharanya di bawah rumahnya. Memang agak tidak biasa, Syaiful membangun rumah sempurna di bantaran Sungai Jali yang ada di Desa Tunggulrejo Kecamatan Ngombol Purworejo. Sekilas, Sidat menyerupai ikan belut. Namun ikan ini dapat badan lebih panjang dan besar. Bahkan, panjangnya ada yang mencapai 50 sentimeter. Bagi yang tidak biasa, akan merasa geli jikalau melihat Sidat. Siapa sangka, ikan yang mempunyai habitat di air tawar ini justru sangat digemari warga Jepang. Dari kajian dan penelitian, Sidat memang mempunyai citarasa yang lezat. Ikan ini juga mempunyai kandungan gizi cukup tinggi. Syaiful, 45 menuturkan, dirinya sengaja merelakan rumahnya dihuni ribuan Sidat tersebut. Dia memang mengubah rumahnya menjadi bak penangkaran Sidat.


Dengan serius, beliau menekuni perjuangan pembudidayaan sidat bersama beberapa warga lainnya. Rumah sederhana tersebut sekarang bersekat-sekat dan terbagi menjadi belasan bak dengan banyak sekali ukuran. Masing-masing bak berisi ratusan ekor sidat dengan banyak sekali ukuran."Nantinya Sidat ini akan diekspor ke Jepang. Di sana, Sidat yang diolah, harganya dapat mencapai Rp 200 ribu per kilogram. Kami bersiap menyambut panen perdana," paparnya, pekan kemudian (8/2).
M Gufron, 19, karyawan Syaiful yang bertugas merawat dan menjaga Sidat. Dia menjelaskan, secara teknis pembudidayaan Sidat yang ditekuninya masih sebatas pembesaran bukan pembibitan. Setelah Sidat berilmu balig cukup akal dan beratnya mencukupi, pemilik Sidat gres menangguk untung dengan hasil penjualan ke luar negeri.Menurut Gufron, ikan tersebut mulai dipanen ketika mempunyai berat 100-200 gram per ekor. Sidat dengan berat tersebut memerlukan waktu pemeliharaan sekitar enam hingga delapan bulan.
Budidaya Sidat cukup menggiurkan. Karena harganya yang cukup bagus. Selain itu usul dari luar negeri sangat tinggi. Bahkan, mencapai 200 kilogram per bulan.Ditambahkan, beliau merawat bibit Sidat yang ditangkap Rojikan, 60, ayahnya. Bibit Sidat yang ditangkap  di alam bebas, kemudian dimasukkan ke dalam bak dan dipelihara. "Harus rutin memberi makan Sidat dengan pelet daging ikan kakap. Satu bak berisi 100-200 Sidat, biasanya menghabiskan 25 kilo pelet selama tiga hari," jelasnya.
Sidat mempunyai habitat air yang mengalir. Sehingga setiap bak diperlukan kanal air yang terus-menerus mengalir dengan cara dipompa. Karena itu, mereka memanfaatkan dua jet pump dan empat unit pompa air ukuran sedang.Gufron mengakui, ada sedikit kesulitan dalam membudidayakan sidat. Terutama ketika listrik mati dan air tidak mengalir. Kolam akan menjadi keruh.
Kejadian menyerupai itu justru membahayakan kesehatan ikan di mana angka janjkematian Sidat semakin tinggi.Warga lain, Rojikan menuturkan, budidaya Sidat yang ada di wilayah desanya sangat menjanjikan dan menunjukkan penghasilan pelengkap bagi warga sekitar. Sejak ada peternakan Sidat, beliau dan beberapa warga desa mempunyai pekerjaan sampingan menangkap Sidat dari Sungai Jali.
"Setiap hari, kami mencari bibit di sungai. Kalau bukan musimnya, setiap hari rata-rata dapat menangkap setengah kilogram bibit Sidat. Tapi kalau lagi musimnya, dapat hingga dua kilogram per hari," papar Rojikan.Hasil tangkapan bibit Sidat kemudian dijual pada pemilik peternakan. Setiap kilogram bibit Sidat dihargai Rp 120 ribu. Musim penghujan tidak menjadi hambatan bagi Rojikan dan rekannya mencari Sidat di Sungai Jali. Justru ketika animo hujan, bibit Sidat lebih praktis ditangkap. Karena sering muncul ke permukaan dengan jumlah cukup banyak. "Saat ditangkap, warnanya coklat. Nanti kalau sudah usang dipelihara di kolam, warnanya jadi hitam gelap," imbuhnya.(radar jogja)

Budidaya Sidat Tembus Pasar Jepang Rating: 4.5 Diposkan Oleh: abp29