Tuesday, August 20, 2019

Lokasi Dan Alamat Pasar Binatang Payakumbuh

Pasar Hewan Paysayambuh, Kapan Hari Pasarannya?

Pasar ternak yg terletak di Payobasuang Paysayambuh timur merupakan pasar binatang terbesar. Pasar ternak kota Paysayambuh beroperasi tiap hari ahad dari pagi hingga sore hari. Pasar ternak dipenuhi oleh para pedagang sapi, peternak dan jagal sapi yg tiba dari banyak sekali kawasan mulai dari Kabupaten 50 Kota, Kota Paysayambuh, Kota Bukittinggi dan daerah-daerah sekitarnya. Di ekspresi dominan menjelang Hari Raya Qurban, pasar ini juga didatangi oleh pedagang sapi dari propinsi Riau dan Kepulauan Riau untuk memenuhi stock Qurban di wilayah mereka.

Basarosok ialah istilah yg dipakai dalam transaksi tawar menawar di pasar ternak kota Paysayambuh.
Jenis sapi yg diperjual belikan di pasar ini cukup beragam, mulai dari Simental, Kerbau, Sapi Bali, Brahman, Peranakan Onggole dan sapi lokal yg dikenal dengan sebutan sapi Pesisir. Daerah Paysayambuh dan sekitarnya memang populer sebagai pusat sapi jenis Simental dengan kualitas yg bagus, sehingga tidak heran jikalau perdagangan sapi di pasar ini didominasi oleh sapi Simental.
Para pembeli sapi di Pasar ternak ini tidak hanya berasal dari Paysayambuh dan Limapuluh Kota saja.Tapi juga dari Provinsi tetangga. 400-500 ekor sapi tiap hari Minggu diperjual belikan.

Harga sapi sangat bervariasi tergantung umur, jenis, dan beratnya. Harga pedet umur sekitar 8 bulan menyerupai gambar diatas berkisar antara 13 – 14.5 juta rupiah. Sementara sapi ukuran sedang dan besar dikisaran harga Rp. 46.000 s/d Rp.52.000/kg berat hidup. Transaksi di pasar ini dilsayakan dengan sistem taksir (jogrokan) bukan timbangan hidup, oleh alasannya diharapkan keahlian khusus dan pengacukup laman dalam menaksir beratnya..
Dalam Marosok, tiap jari melambangkan angka puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan rupiah. Semisal, pedagang ingin menjual ternaknya seharga Rp 5,5 juta, maka beliau akan memegang telunjuk pembeli yg melambangkan sepuluh juta rupiah. Sesudah itu, lima jari yg lain digenggam dan digoyg ke kiri. Ini berarti Rp 10 juta dikurangi Rp 5 juta. Sedangkan untuk memperlihatkan Rp 500 ribu, lima jari yg digoyg tadi digenggam lagi dan dihentakkan. Bila disepakati, transaksi berakhir dengan harga Rp 5,5 juta.
Paysayambuh punya potensi yg besar untuk pengembangan peternakan sapi alasannya selain mudahnya mendapat pedet (bakalan sapi), sumber hijauan menyerupai rumput dan jerami juga melimpah
.

Tradisi Tawar Menawar Unik Di Pasar Hewan 
Marosok. Transaksi tawar menawar yg terjadi antara satu pedagang dan satu pembeli dilsayakan tanpa suara, mengandalkan arahan tangan yg ditutup oleh sarung, handuk, baju, ataupun topi tanpa mengeluarkan suara. Hanya anggukan atau gelengan yg terlihat.

Jangan berspekulasi bahwa pedagang maupun pembeli penyandang bisu atau tuli, mereka normal. Namun inilah tradisi yg bebuyutan diberlsayakan, meski zaman sudah mengenal telepon genggam. Tradisi ini dinamakan Marosok, sistem jual beli ternak sapi dengan menggunakan arahan tangan.

Kegiatan Marosok sendiri berlangsung antara penjual dan pembeli menyerupai orang bersalam-sacukup laman namun tangan mereka ditutup. Umumnya, sarung dipakai sebagai epilog tangan mereka, meski beberapa ada yg menggunakan peci ataupun baju. Hal terpenting, transaksi yg menggunakan jari jemari mereka tidak terlihat oleh pembeli ataupun pedagang yg berseliweran di sana.

Kegiatan ini memang bertujuan supaya harga ternak yg dibeli pembeli tidak diketahui oleh banyak orang. Persoalan harga menjadi diam-diam antara pembeli dan penjual saja. Salah satu kawasan yg masih menjaga tips berdagang sapi menyerupai ini bis,a ditemui di pasar ternak Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Tontonan menarik dikala melihat tawar menawar yg berlangsung, di mana penjual dan pembeli saling menggenggam, memegang jari, menggoyg ke kiri dan ke kanan. Jika transaksi berhasil, tiap tangan saling melepaskan. Sebaliknya, jikalau harga belum cocok, tangan tetap menggenggam bersahabat tangan yg lain seraya memperlihatkan harga gres yg bis,a disepakati.

Dalam Marosok, tiap jari melambangkan angka puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan rupiah. Semisal, pedagang ingin menjual ternaknya seharga Rp 5,5 juta, maka beliau akan memegang telunjuk pembeli yg melambangkan sepuluh juta rupiah. Sesudah itu, lima jari yg lain digenggam dan digoyg ke kiri. Ini berarti Rp 10 juta dikurangi Rp 5 juta. Sedangkan untuk memperlihatkan Rp 500 ribu, lima jari yg digoyg tadi digenggam lagi dan dihentakkan. Bila disepakati, transaksi berakhir dengan harga Rp 5,5 juta.

Jika pembeli ingin menawar seharga Rp 5,2 juta, maka beliau cukup menggenggam dua jari dan menggoygnya ke kiri. Kalau ingin ditambah Rp 50 ribu lagi, pemilik ternak akan memegang satu ruas jempol si pembeli sambil mematahkannya ke bawah, maka harga ternak itu menjadi Rp 5,25 juta.

Untuk membeli Sapi, berat sapi tak ditentukan dengan timbangan. Di pasar ternak ini, semua timbangan tak mempunyai fungsi. Harga sapi hanya menurut pengamatan, problem berat sapi dikesampingkan. Jika cocok, transaksi terjadi.

Tujuan Marosok sendiri ialah semoga orang lain tak melihat proses transaksi tersebut. Dengan begitu, harga ternak hanya diketahui antara penjual dan pembeli. Setidaknya ini tips untuk 'menghargai' pedagang dan pembeli lain.

Tak ada yg tahu persis Marosok muncul, namun sejumlah pedagang ternak meyakini tradisi ini sudah dimulai semenjak zaman raja-raja di Minangkabau dan diterima setips turun temurun.

Lokasi Dan Alamat Pasar Binatang Payakumbuh Rating: 4.5 Diposkan Oleh: abp29