Midset Sukses Beternak Kambing Dan Domba (Bab 2)
Hallo kawan... kita lanjut ya.. kali ini lebih fokus mengenai ihwal pola pikir peternak kambing dan domba, apakah pelihara dalam jumlah banyak tapi peliharanya kambing domba kelas sayur, atau pelihara sedikit tapi pelihara kambing domba kelas premium alias kelas kontes.
Jenis kambing dan domba memang ada kelas-kelasnya, semisal dalam jenis domba yang fungsinya yaitu sebagai pedaging maka ada kelas-kelasnya juga, kelas paling tinggi yaitu jenis merino, texel, sufolk, garut, kemudian dibawahnya yaitu silangannya menyerupai mega ( merino garut ), domba ekor gemuk dan yang paling bawah yaitu domba ekor tipis atau gembel.
Dalam kalangan masyarakat peternak pada umumnya, terlebih khususnya pada aktivitas transaksi jual beli jenis domba dengan kualitas rendah malah lebih laris terjual, penyebabnya yaitu yang memilih segmen jenis domba mana yang dibeli yaitu end user dan mediator ( blantiknya ).
Contoh kecil, untuk usaha kuliner khususnya sate, tongseng, catering, para pelaku usaha kuliner ini berusaha mencari materi baku daging domba yang semurah mungkin kemudian sanggup mengolahnya dan menjualnya dengan harga seuntung mungkin. Ironis, disaat peternak kambing harus berbulan-bulan memelihara kambing dombanya dengan usaha luar biasa, jadinya ternaknya hanya terjual dengan harga alakadarnya. Ya... faktor pembeli sangat memilih standarisasi harga.
Trus baiknya memelihara jenis apa ? dalam jumlah berapa populasi ?
Kembali lagi, ini sekedar pola pikir dan kreativitas saja, walaupun jenis kambing domba memang ada kelas stratanya, namun bila peternak sanggup kreatif maka mereka sanggup menerobos " dinding pasar " yang diciptakan oleh para blantik dan end user, semisal, peternak melaksanakan promosi online untuk ternaknya, maka peternak sanggup berafiliasi pribadi dengan end user menyerupai rumah tangga yang mau mengadakan program aqiqah.
Semua jenis kambing dan domba yaitu baik tentu saja harus diseimbangkan dengan cash flow peternaknya, artinya memelihara jenis apapun, memang idealnya mencari yang bernilai lebih tinggi
Pelihara dalam jumlah banyak namun bila " NILAI " ternaknya rendah juga malah buang-buang energy dan biaya perawatan, walaupun cara beternaknya dengan cara di angon / umbaran, namun tetap saja nilai ternaknya rendah.
Lebih ideal bila memelihara dalam jumlah kecil namun " NILAI " ternaknya tinggi, konsekuensinya yaitu peternak memang harus kreatif memperkenalkan jenis ternaknya ke end user sanggup dengan cara online maupun offline.
" Ahh... saya sanggup orderannya kambing domba kelas rendahan saja, tapi orderannya rutin tuh, tetap untung-untung saja "
10 tahun terakhir pemerintah mulai secara menyeluruh memperhatikan para kelompok ternak dengan membagikan ternak yaitu benar, namun yang diterima para peternak yaitu jenis kambing dengan strata rendah. teladan kambing jawa randu ada yang sanggup mencapai postur badan diatas 75cm, sedangkan yang dibagikan oleh pemerintah yaitu niscaya kambing kelas proyek, alias kambing dengan spesifikasi rendah.
" TIDAK BOLEH MENYERAH BEGITU SAJA "
Betul... dari tahun ke tahun kita wajib mulai memperbaiki cara ternak dan pola pikir kita, semisal awalnya memelihara jawa randu dengan spesifikasi jelek, maka, kedepannya memelihara jawa randu dengan spesifikasi yang super. Peningkatan kualitas ternak niscaya akan meningkatkan pamor peternakan anda, itu pasti, alasannya peternak itu butuh pamor untuk lebih dan lebih dikenal banyak peternak lain baik mereka yang senior maupun pemula.
Semisal awalnya ternak kambing PE kaligesing jenis proyekan, kedepannya harus sanggup menyisipkan beberapa ekor kambing PE Kaligesing yang kelas breeding, sokur-sokur yang kelas Kontes.
Memelihara kambing domba yang ada " NILAI SENI " nya tentu saja lebih menguntungkan, teladan : domba garut kelas aduan, kambing PE Kaligesing kelas breeding dan kontes, tentu saja biayanya mahal untuk memelihara ternak dengan spesifikasi bagus, nah caranya memang harus berubah secara bertahap.
Berubah secara sedikit demi sedikit memang memerlukan waktu, namun secara financial tidak akan terlalu membebani keuangan para peternak. yang paling penting yaitu " KEMAUAN UNTUK MAU BERUBAH ". Berani mencoba cara promosi gres baik offline maupun online, berusaha mencar teman dan komunitas peternak gres yang memang lebih profesional untuk mendapat ilmu daru dan pola pikir baru.
Mari... pelan-pelan menjadi peternak yang lebih profesional kawan....