Aksi Integrasi Saraf
Saraf merupakan sistem yang berfungsi untuk mengatur aneka macam fungsi organ di dalam tubuh secara terintegrasi sehingga mmungkinkan suatu makluk hidup sanggup mengikuti keadaan dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan disekitarnya. Susunan saraf mendapatkan aneka macam gosip dari dalam dan dari luar tubuh, dan mengkoordinasikan semua aktifitas organ di dalam tubuh kita. Susunan saraf berfungsi untuk merencanakan dan mengkoordinasikan tingkah laku, sehingga memegang peranan dalam tingkah laku subjektif suatu makhluk hidup. Untuk menjalankan fungsi yang begitu bervariasi, susunan saraf merupakan organ yang paling awal mengalami deferensiasi pada masa embriogenesis; merupakan organ yang paling besar pada ketika lahir. Selain morfologinya yang khusus, neuron dari susunan saraf merupakan struktur yang menyusun dan mengatur dirinya sendiri (self-organizing & self regulating). Sifat yang unik dari neuron ini sebagian meruapakn mulut yang unik dari gen, dan sebagian lagi yaitu akhir perkembangan dan pengalaman individu dari setiap mahluk hidup (Siregar, 1995).
Sistem saraf tersusun dari aneka macam struktur khusus yang berfungsi untuk menerima, menyimpan dan berbagi informasi. Dengan demikian sistem saraf mengintegrasikan afinitas sistem saraf mengintegrasikan acara aneka macam sel, jaringan, dan organ, sehingga memungkinkan suatu organisme multiseluler yang kompleks berfungsi sebagai satu kesatuan unit pertumbuhan, perkembanga dan mengikuti keadaan terhadap perubahan lingkungan. Untuk memahami bagaimana proses penerimaan, penyimpanan dan penyebaran implus pada sususnan saraf, dibutuhkan pemahaman mengenai biolistrik yang merupakan dasar dari pengetahuan kita perihal perubahan potensial yang dihasilkan oleh pergerakan ion melalui membran sel. Komunikasi antara satu neuron dengan neuron yang lainnya atau dengan otot dan kelenjar yaitu melalui proses transmisi sinaptik (Synaptic transmission). Transmisi sinaptik terjadi sinaps dimana akson dari suatu neuron (sel presinaptik) akan bekerjasama dengan dendrit, akson, dari suatu neuron lainnya, atau dengan otot serta kelenjar.
Sistem saraf tersusun dari satu alat komunikasi dan integrasi untuk organisme yang dicirikan oleh cepatnya reaksi dan lokalisasi yang tepat dari daerah kerjanya. Fungsinya didasarkan atas suatu infrastruktur selular sangat sempurna, kekerabatan bercabang, yang menghasilkan kerja dengan kecepatan tinggi dan cepat, umumnya sistem saraf mengatur aktifitas alat-alat tubuh yang mengalami perubahan relatif cerpat; menyerupai pergerakan otot rangka, pergerakan otot polos pada alat pencernaan dan sekresi beberapa kelenjar. Contoh fungsi sistem saraf dalam mengatur dan mengkoordinasikan aneka macam aktifitas dari fungsi tubuh yaitu bekerjasama sistem pencernaan dan sistem peredaran darah. Sistem pencernaan ternak tidak adaartinya jikalau tidak didampingi oleh sistem peredaran darah untuk menyerap dan mengedarkan aneka macam zat makanan yang telah dicerna. Berbagai sistem tersebut bekerja sama tidak sembaragan. Waktu dan daerah dari satu perangkat kegiatan bekerjasama erat dengan aneka macam kegiatan lainnya. Beberapa kegiatan tubuh, sepertyi berjalan dan menguyah merupakan kegiatan yang disadari oleh individu hewan, sedangkan kegiatan lain pengaturan denyut jantung sekresi enzim dan gerakan pristaltik merupakan acara yang tidak disadari (otonom). Semuanyan itu dikoordinasikan oleh sistem saraf sebagai jaringan khusus yang menghubungankan seluruh tubuh dan sebagian lain diatur oleh sistem hormonal yang menghubungi seluruh tubuh dan sebagian lain diatur oleh sistem hormonal sebagai sekresi kimia yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin ke dalam peredaran darah. Kaprikornus tugas utama sistem saraf dalam kehidupan organisme yaitu mengatur dan mengontrol aneka macam acara padfa aneka macam organ dan seluruh tubuh hewan. Kontraksi otot, sekresi kelanjar, kerja ajntung, metabolisme dan masih banyak proses lain yang beroperasi dalam tubuh ternak yang dikontrol oleh sistem saraf, sistem saraf bekerjasama dengan aneka macam organ dan system, mengkoordinasikan semua acara dan menjamin fisiologis organisme serta membantu dalam pemeliharaan kesaruan organisme dengan liungkungan (Sonjaya, 2008).
Sel mengkhususkan diri untuk mendapatkan dan menstramisi rangaangan disebut neuron. Neuron merupakan unit fungsional dan struktur sistem saraf pada semua binatang multisel. Sistem saraf pusat terdiri dari 100 triliun sel saraf. Neuron memiliki struktur dan ukuran yang saama, yaitu tubuh sel (cell body atau soma), dan juluran-juluran sitoplasma yang disebut neurit. Neurit ini terdiri dari akson (axon) dan dendrit, Seperti yang terlihat pada gambar 10. Struktur dan fungsi neuron dalam perkembangannya akan mengalami perubahan sesuai dengan poerkembangan fungsi sensorik dan motorik makhluk hidup. Pada janin bayi gres lahir bentuk neuron masih belum sempurna. Dengan berkembangnya fungsi sensorik dan motorik, struktur dan fungsi neuron juga akan mengalami perkembangan.
Beberapa neuron pada sususnan saraf pusat tidak memiliki akson, sehingga potensial lokal akan disebarkan dari satu dendrit dan dendrit lainnya. Dendrit yang menjulur keluar dari tubuh sel berfungsi untuk menghantar implus ke tubuh sel, sedangkan akson yang menjulur keluar dari tubuh sel melalui axon hollick berfungsi untuk menghantarkan implus yang bersal dari tubuh sel. Bagian awal dari akson disebut segmen awal (initial segment). Pada kepingan ujung akson akan bercabang-cabang dan berakhir pada bongkol sinaptik. Sinaptik knobs ini mengandung granula atau vesikel yang berdisi neurotransmister. Pada perkembangannya akason dari neuron akan diselubungi oleh selubung mielin yang berfungsi untuk mempercepat penghantaran implus. Selubung mielin ini pada susunan saraf pusat dibuat oleh oligodenrosit, yang merupakan kepingan dari sel neurolia. Pada saraf ferifer selubung miel;in dibuat dari sel schwan. Selubung mielin ini yaitu proteo-lipid yang terdiri dari kholesterol, fosfolipidI, serebrosida, asam lemak dan protein. Komposisi kimiawi selubung mielin pada susunan saraf pusat dan saraf ferifer berbeda, hal ini kemungkinan disebabkan pula oleh struktur yang menyusunnya berbeda pula. Bagian dari akson yang tidak diselubungi oleh selubung mielin disebut nodus granvier.
Selubung mielin memiliki resistensi listrik yang tinggi sehingga berfungsi sebagai isolator listrik. Hanya pada nodus ranvier akfinitas listrik membran sanggup terjadi, sehingga proses depolarisasi (konduksi implus) meloncat dari satu nodus ranvier ke nodus berikutnya. Penghantaran implus menyerupai ini disebut penghantaran loncaqt saltatoris yaitu implus meloncat dari nodus ke nodus berikutnya baik melalui cairan ekstrasel maupun melalui sarkoplasma. Konduksi saltatoris memiliki beberapa laba yaitu kecepatan penghantaran implus meningkat dan lebih ekonomis energi serta oleh lantaran depolarisasihanya terjadi pada nodus ranvier.
Jaringan saraf dalam otak dan sum-sum tulang belakang, disamping memiliki sel-sel penunjang yang disebut neurogia. Sel-sel ini memiliki penjuluran sitoplasma dan sel-sel itu bersama penjuluran-penjuluran kerangka penyangga yang sangat rapat daerah neuron itu bereada. Neuroglia diperkirakan memisahkan dan mengisolasikan neuron-neuron berdekatan sehingga rangsangan sanggup berjalan dari neuron ke neuron dengan melewati sinaps, yang barier neuroglianya itu tidak sempurna. Sel-sel neurogia menyusun lebih dari seperdua volume otak, jadi lebih banyak dari jumlah neuron. Sel-sel neuroglia tidak berbagi implus listrik menyerupai halnya neuron. Karakteristik elektrofisiologi neuroglia berbeda dengan neuron. Selain tidak berbagi agresi potensial, membran potensialnya lebih tinggi dari neuron dan tergantung terutama pada konsentrasi ion K. Selain itu, sel-sel neuroglia bekerjasama satu sama lainnya melalui kekerabatan resistensi yang rendah sehingga memungkinkan ion atau molekul kecil masuk ke luar dari satu sel ke sel lainnya. Neuron menghantar implus ke sel neuroglia dengan menciptakan depolarisasi membran sel neuroglia.
Sistem saraf tersusun dari aneka macam struktur khusus yang berfungsi untuk menerima, menyimpan dan berbagi informasi. Dengan demikian sistem saraf mengintegrasikan aktifitas aneka macam sel, jaringan dan organ, sehingga memungkinkan suatu organisme multiseluler yang kompleks berfungsi sebagai satu kesatuan unit pertumbuhan, perkembangan dan mengikuti keadaan terhadap perubahan lingkungan. Untuk memahami bagaimana proses penerimaan, penyimpanan dan penyebaran implus pada susunan saraf, dibutuhkan pemahaman mengenai biolistrik yang merupakan dasar dari pengetahuan kita perihal perubahan potensial yang dihasilkan oleh pergerakan ion melalui membran sel. Sinyal yang dipakai untuk memproses dan berbagi gosip yaitu perubahan potensial yang dihasilkan oleh arus listrik yang terjadi pada permukaan membran sel saraf atau neuron. Arus listrik tersebut terjadi akhir pergerakan ion menyerupai Na, K, dan Cl yang terdapat dalam cairan ekstra sel dan intrasel. Terdapat dua jenis perubahan potensial membran yang sanggup terjadi pada neuron. Untuk memahami potensial istirajat dan potensial aksi, perlu kita mengetahui dasar-dasar fisika dan kimia yang mendasaari distribusi ion pada kedua sisi membran dan kekerabatan antara distribusi ion tersebut dengan membran potensial. Pergerakan ion melalui membran dipengaruhi oleh perbedaan muatan listrik diantara kedua sisi membran disebut sebagaiu potensial difusi.
Suatu rangsangan akan menjadikan perubahan permeabilitas membran sel, yaitu membran menjadi permeabel terhadap ion Na sedangkan ion K akan menurun. Oleh lantaran kadar ion Na diluar sel lebioh besar dari pada di dalam sel, maka gradien konsentrasi mengarah ke dalam. Disamping itu keadaan pada ketika ini masih berada dalam potensial keseimbangan kalium (K) sehingga gradien listrik arahnya ke dalam sel. Membran sel mengalami depolarisasi maka kenduktan ion Na, jikalau terjadi depolarisasi yang menjadikan berkurangnya membran potensial, maka ini menjadikan Na channel akan terbuka. Depolarisasi membran sel saraf akan menjadikan konduktans membran sel untuk ion Na (gNa) akan meningkat akhir terbukanya Na channel. Konduktans membran terhadap ion Na mencerminkan permeabilitas membran terthadap ion Na. Masuknya ion Na melalui Na channel yang terbuka dan membran potensial mencapai keseimbangan potensial untuk ion.
Bagian-Bagian dari sistem saraf yaitu sistem saraf pusat yang terdiri dari cerebrum dan medula spinalis, dan sistem saraf perifer yang terdiri dari nervus cranialis dan spinalis, serta sistem saraf autonom yang terdiri dari sistem simpatis dan parasimpatis. Berdasarkan pertimbangan fungsional, susunan saraf terdiri dari komponen somatik dan otonom. Bagian dari susunan saraf yang mengatur rekasi-reaksi tubuh yang bersifat involunter,. Seperti fungsi visera atau organ-organ dalam disebut susunan saraf otonom. Dinamakan susunan saraf otonom oleh lantaran dalam menjalankan fungsinya susunan saraf ini pada umumnya bersifat otonom. Walaupun demikian, definisi tersebut tidak mutlak, contohnya pada refleks yang juga bersifat involunter, tetapi refleks ini tidak melibatkan tapak jalan saraf otonom. Pembagian anatomis sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat (central nervous system/CNS) dan sistem saraf tepi (peripheral nervous system/PNS). Sistem saraf pusat (CNS) termasuk didalamnya otak (cerebrum, cerebellum, pons, medulla oblongata) sedangkan sistem saraf tepi (PNS) Semua neuron/saraf yang tidak termasuk CNS menyerupai saraf yang keluar dari medulla spinalis. Dimana sistem saraf pusat (CNS) Berfungsi untuk mengintegrasi, memproses dan mengkoordinasi data sensoris dan perintah motoris sedangkan sistem saraf tepi (PNS) berfungsi menghantar gosip sensoris dan membawa perintah motoris ke jaringan/organ. Pembagian sistem saraf secara historis terdiri dari dua yaitu sel saraf (neuron) dan sel penyangga (neuroglia) (Siregar, 1995).