Sebagai seorang sarjana di bidang peternakan saya hendak membuatkan sedikit wacana administrasi kesehatan ternak kepada pembaca online di Indonesia. Mungkin ketika ini anda sedang kebingungan lantaran ada ternak anda yang sakit, itu masuk akal saja lantaran ternak tersebut merupakan sumber penghasilan dan mungkin juga sebagai tabungan anda. Budaya masyarakat Indonesia dalam beternak memang berbeda dengan budaya di luar negeri, Sebagian besar peternak kita masih mengelola peternakan mereka secara tradisional. Persepsi dan tujuan beternak juga tidak terlalu kearah ekonomis, melainkan menjadi perjuangan sampingan atau sekedar tabugan.
Pentingnya kesehatan ternak sama dengan pentingnya materi baku pada industri, kesehatan ternak sanggup dijadikan sebagai faktor produksi di dalam peternakan. Untuk itu ada baiknya sebelum terjun membuka perjuangan peternakan kita harus menghitung sisi untung rugi berkaitan dengan resiko kesehatan ternak secara lebih detail dan terperinci. Banyak peternak yang gagal lantaran mengabaikan problem kesehatan ternak ini.
Beberapa hal yang paling penting diketahui dalam problem kesehatan ternak yaitu sebagai berikut:
1. Ciri-ciri binatang ternak yang sehat (sapi, ayam, kambing, domba dan kuda)
2. Ciri-ciri binatang yang sakit
3. Penanganan pertama terhadap penyakit ternak
4. Standar mekanisme pelaporan kepada petugas kesehatan ternak.
Secara umum ciri-ciri binatang (ternak) yang sehat antaranya; gerakan lincah, nafsu makan baik, mata terbuka lebar dan lincah, indera pendengaran bergerak baik (untuk sapi), bulu higienis dan tidak berdiri. Itu yaitu ciri-ciri fisik ternak yang sehat, sedangkan secara anatomi dan fisologi ternak kesehatan ternak untuk fisik luar; anggota tubuh sempurna, kaki-kaki berkembang simetris, dan tidak ada cacat anggota tubuh.
Ciri-ciri binatang yang sakit yaitu sebagai berikut; nafsu makan kurang, bulu kotor (tidak berkilau) dan berdiri, gerakan lesu, mata sayu dan kadang berair, keluar lendir dari mulut, melenguh atau bersuara yang tidak menyerupai umumnya. Secara fisiologi ternak dikatakan sakit apabila ada anggota tubuh ternak tersebut yang cacat, ada perbedaan ukuran antara kaki-kaki, tubuh bab kiri dan kanan tidak simetris. Apabila ditemukan gejala-gejala penyakit menyerupai ini sebaiknya peternak segera melaksanakan penilaian dan melaksanakan tindakan derma pertama untuk kesehatan ternak.
Banyak macam derma pertama pada ternak, baik dengan memperlihatkan obat tradisional maupun dengan memberi obat yang biasa diberikan oleh dokter hewan. Secara kondusif memang lebih baik ternak yang sakit tersebut ditangani oleh petugas kesehatan binatang hal ini untuk mencehak terjadinya salah penanganan pada binatang ternak tersebut. Kadang peternak kita banyak berkonsultasi pada pemilik atau penjaga poultry shop, padahal pekerja atau pemilik poultry shop tersebut belumlah tentu mempunyai keahlian dibidang penanganan kesehatan ternak ini. Untuk itu pastikan kesehatan ternak anda ditangani oleh hebat yang tepat untuk menghindari kerugian besar yang sering diderita para peternak lantaran mengabaikan problem kesehatan binatang ini.
Salah satu unsur pencegahan penyakit pada ternak yaitu melaksanakan administrasi budidaya yang baik, mulai dari kebersihan kandang, kecukupan makanan ternak baik dari segi kuantitas maupun kecukupan gizi (kualitas pakan), serta ketelatenan dalam mengevaluasi perkembangan ternak dari waktu ke waktu. Kebiasaan ternak harus dipahami oleh peternak itu sendiri, alasannya yaitu suatu waktu dokter sekalipun tidak akan mengetahui apa sesungguhnya yang terjadi pada ternak tersebut, dan mereka akan menanyakan kebiasaan dari ternak tersebut sebagai materi diagnosa awal.
Mutu dari ternak sangat bergantung pada kesehatan ternak itu sendiri, di Indonesia sudah ada undang-undang yang mengatur bahwa ternak yang sakit tidak boleh untuk dipotong apalagi dikonsumsi. Beberapa penyakit ternak bahkan dapan mengakibatkan suatu tempat diisolasi oleh pemerintah menyerupai contohnya Antrax. Untuk itu demi keberhasilan peternakan mari kita sama-sama memperhatikan kesehatan ternak ini.
Thursday, June 7, 2018