Belut merupakan salah satu sumber protein hewani sangat digemari banyak orang, dahulu tahun 60-an masyarakat hanya mengenal belut sawah atau liar, sehingga sangat sulit untuk sanggup mengkonsumsinya setiap hari. Sekarang sudah banyak orang membudidayakan belut, sehingga dengan gampang sanggup dijumpai di pasar. Budidaya belut ternyata tidak sulit, dan tidak membutuhkan lahan luas, cuku dengan media tong saja, sudah sanggup dibudidayakan dalam jumlah besar.
Usaha ternak belut lebih gampang daripada memelihara ikan, apakah itu sebagai ikan ternak ataupun hanya sekedar peliharaan. Sekarang hanya ketersediaan bibit menjadi hambatan utama dalam ternak belut, sulitnya mendapat bibit juga membatasi jumlah peternak. Bibit belut sanggup diambil eksklusif dari alam atau sanggup juga dibeli pada pembibitan. Namun pembibitan belut secara komersil sulit ditemukan, bahkan mungkin belum ada di tempat anda.
Lokasi ideal budidaya belut
Belut sanggup dipelihara disemua jenis daerah, baik dataran tinggi maupun rendah, baik tempat dengan curah hujan tinggii maupun curah hujan rendah. Hal ini masuk akal saja alasannya padi sanggup tumbuh disemua daerah, setiap ada sawah sanggup ditumbuhi oleh padi maka tempat itu kemungkina besar sanggup dijadikan sebagai lokasi. Begitu juga dengan kondisi air, syarat pemeliharaan; terdapat air higienis dalam artian higienis dari pencemaran limbah pabrik, pestisida dan detergen. Suhu 25-31°C merupakan suhu terbaik. Kondisi air higienis terutama untku anak/ bibit belut, ukuran bibit sebaiknya antara 1 – 2 cm. Ketika sudah tumbuh remaja maka kondisi air tidak lagi menjadi problem alasannya umumnya belut remaja sanggup hidup di air keruh (akibat lumpur).Berikut bahan-bahan diharapkan untuk budidaya belut secara sederhana:
- Wadah kedap air, seperti; tong, plastik berupa wadah, kolam semen kolam tanah yang dilapisi plastik dan sebagainya. Untuk ukuran, bergantung pada jumlah / populasi belut yang akan anda budidayakan, minimal kedalaman kolam / wadah 60 cm.
- Tanah lumpur/ lumpur sawah.
- Pelapah pisang
- Jerami
- Pupuk sangkar (kuda, sapi, kerbau, dsb.)
- Bambu
- Air
- Peralatan kerja menyerupai cangkul dll
Cara memulai budidaya belut
Isi kolam atau wadah dengan lumpur setebal 10 cm selanjutnya letakkan jerami diatasnya setinggi 10 cm juga selanjutnya diatas tumpukan jerami isi dengan pelepah pohon pisang yang sudah dicincang (sebaiknya pelepah sudah layu) juga 10 cm, diatasnya isi dengan pupuk sangkar juga 10 cm. Selanjutnya diatas pupuk sangkar tersebut taburi lagi dengan lumpur kurang lebih 5 cm lagi. Isi air, usahakan lapisan atas miring, terendam hanya 2/3 bab saja. Bagian tidak terendam akan menjadi tempat belut bertelur.Dalam budidaya belut, kualitas air harus sangat diperhatikan apalagi diawal kita memasukkan bibit belut ke wadah budidaya, ketika itu air yang dipakai harus benar-benar bersih, bahkan tidak dianjurkan memakai air PDAM alasannya mengandung kaporit. Sebaiknya untuk awal budidaya gunakan air sungai atau sawah yang higienis dari detergen dan pestisida. Kualitas air menjadi faktor utama keberhasilan dalam busidaya belut.