Perikanan Komoditi Ekspor Menjanjikan di Balikpapan
Di ajang Rapat Koordinasi Peningkatan Ekspor dan Peningkatan Investasi Daerah (Pepida), Kaltim diminta untuk komoditas ekspor andalannya. Dari sumber daya alam (SDA) yang tidak sanggup diperbarui menjadi yang terbarukan.Tujuannya, semoga Kaltim tetap mempunyai hasil ekspor sekalipun cadangan kekayaan alam telah habis.
“Akan lebih baik lagi kalau sanggup menunjukkan nilai tambah atas materi mentah yang sudah dihasilkan dari bumi etam,” ujar Wali Kota Rizal Effendi dalam sambutannya, belum usang ini.
Untuk urusan ekspor hingga ketika ini, Kaltim masih mengandalkan kekayaan alam. Seperti minyak bumi, hutan hingga kerikil bara yang kini masih merajai ekspor komoditas. Semuanya merupakan komoditas ekspor berbahan mentah yang mungkin saja bernilai murah dibanding jikalau diolah menjadi barang setengah jadi.
Dia mengatakan, hal serupa juga terjadi di Balikpapan, adalah masih mengandalkan SDA yang tidak terbarukan. Salah satunya minyak yang menciptakan kota ini menjadi primadona dan dipenuhi banyak investor. Setelah minyak, giliran hasil hutan berupa kayu dan rotan yang dikelola gres lalu masuk eranya batubara. Ketiganya, nyaris tidak memberi bantuan utamanya untuk kesejahteraan masyarakat.
“Contohnya Samboja, hampir menjadi kota mati pasca sumur minyaknya tidak sanggup diproduksi lagi. Kalau ini diteruskan, sanggup habislah kita. Celaka betul sebab tidak sanggup menikmati hasil alam sendiri,” ungkapnya seraya mengingatkan.
Dari pada terus menerus mengeruk kekayaan alam, Rizal berpendapat, masih ada sektor lain yang potensial. Jika dikembangkan, akhirnya tak kalah dengan industri lain. “Seperti sektor perikanan, hingga kini belum banyak dilirik padahal cukup sanggup menjanjikan terhadap acara perekonomian termasuk untuk ekspor,” selorohnya.(balikpapanpos)