Pembesaran, Ternak Sapi Bali - Pada Kesempatan kali ini kami akan memperlihatkan isu bagi sahabat semuanya mengenai Ternak Sapi Bali. Perhatikan isu yang kami sampaikan dibawah ini sebagai pengetahuan anda semua dalam berbudidaya. Semoga sanggup bermanfaat dan sebagai motivasi untuk anda dalam berusaha.
Kebanyakan orang menyampaikan bahwa tulang sapi bali itu lebih kecil daripada jenis sapi yang lainnya. namun mempunyai presentase daging yang tidak mengecewakan tebal. dari pasar sapi undangan jenis sapi bali pun meningkat. namun pembatasan penjualan oleh pemerintah tempat bali menciptakan sapi bali semakin sulit di dapatkan. undangan pasar akan daging sapi terus naik menciptakan bisnis penggemukan sapi dan pembibitan sapi sangat menguntungkan. apabila kalau sapi yang di ternak yaitu jenis sapi yang unggul menyerupai sapi bali ini. dari segi tampangnya sapi bali mempunyai postur tubuh yang lebih kecil ketimbang sapi PO namun sapi bali mempunyai rasio daging yang lebih banyak daripada sapi PO. cara ternak sapi bali hampir sama dengan sapi sapi lainnya.
Ternak Sapi Bali
Konsentrat merupakan salah satu media pakan yang bisa di bilang wajib bagi para peternak semua jenis sapi yang dipakai untuk mengejar penggemuan sapi sapinya. Untuk menciptakan konsentrat yang baik ada beberapa kombinasi materi alami/organik yang sanggup kita gunakan sebagai komposisi pembuatan konsentrat yang baik. Bahan-bahan komposisi konsentrat yang umum dipakai dan gampang didapat antara lain sebagai berikut
Dedak (bekatul) dengan komposisi 70% atau 75% atau sanggup diganti dengan alternatif berupa batang rumbia yang didalamnya terdapat sagu rumbia. Penggantian dengan batang rumbia tentu mempunyai alasan tersendiri selain secara irit harga batang rumbia lebih murah dari bekatul/dedak alasannya yaitu banyak juga dijumpai di hampir seluruh wilayah Indonesia. Secara kandungan nutrisi batang rumbia mempunyai karbohidrat yang cukup tinggi. Batang rumbia sanggup diolah dengan cara dikupas kulit terluarnya kemudian hancurkan batang rumbia yang telah dikupas dengan mesin atau manual dengan cara dicincang menjadi ukuran 0.5 cm atau lebih kecil. Terakhir rendam hasil cincangan dengan air, biarkan selama sehari dan berikan pada sapi.
Jagung giling dengan komposisi 8%-10% sebagai penambah nutrisi terutama kebutuhan serat dan lemak garang yang tidak ada pada dedak. Sehingga apabila jagung giling dan dedak dikombinasikan akan saling melengkapi.
Bungkil kelapa dengan komposisi 10%-15% atau sanggup diganti bungkil kacang tanah atau kedelai tentunya dengan kandungan nutrisi yg berbeda-beda. Bungkil kelapa merupakan hasil sisa dari pembuatan dan pemerasan minyak kelapa yang diperoleh dari daging kelapa yang telah dikeringkan terlebih dahulu dimana berperan sebagai sumber protein.
Tepung tulang atau kalsium dengan komposisi 2%-5% sebagai perhiasan kebutuhan akan mineral terutama kalsium juga sebagai penambah protein.
Garam dapur dengan komposisi sebesar 2% sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan mineral.
Bila diharapkan bisa diberikan tambahan vitamin yang sudah banyak dipakai sebagai perhiasan kebutuhan micro, tetapi tetap berpatokan pada takaran yang ditentukan, jangan hingga berlebihan.
Dosis yang tepat sumbangan pakan konsentrat ini yaitu diberikan sebagai masakan penguat/extra pada ternak sapi potong di samping masakan pokok yang utama berupa rumput segar dan hijau. Perbandingan sumbangan pakan pokok (hijauan) dan konsentrat untuk pakan penggemukan sapi yaitu antara 30% : 70% atau maksimal 20% : 80% . Waktu sumbangan konsentrat yang baik dilakukan sekali setiap hari pada pagi hari sebelum diberi masakan utama berupa rumput. Dri hasil penelitian juga ditemukan bahwa urutan sumbangan konsentrat lebih dahulu sebelum masakan utama (hijauan) lebih efektif untuk meningkatkan berat tubuh alasannya yaitu sumbangan konsentrat lebih dahulu bertujuan untuk memperlihatkan energi yang lebih besar kepada mikroba rumen untuk mencerna masakan pokok (rumput, dsb.) Dengan menerapkan cara pakan ternak sapi potong menyerupai ini, bukan mustahil bobot sapi potong anda akan meningkat dua kali lipat.
Cara Memilih Sapi Bali
Memilih bibit yang baik merupakan salah satu aspek yang penting di dalam produksi ternak. Hal ini sanggup dipahami alasannya yaitu pedet-pedet yang baik hanya diturunkan oleh induk-induk yang baik. Untuk itu, sapi bibit (Bali) sebaiknya dipilih sesuai dengan standar dari bangsa sapi yang dimaksud. Selain standar ukuran dari sapi yang dimaksud, aspek lain yang dipakai di dalam kriteria pemilihan sapi bibit/calon bibit yaitu sifat genetis (sifat yang diturunkan), bab luar, kesehatan, dan ukuran tubuh sapi. hal lainnya yang harus diperhatikan yaitu umur ternak, sehingga banyak pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memutuskan apakah sapi tersebut layak dipakai sebagai bibit atau tidak.
Pilihlah sapi dara yang penampilannya mencerminkan sapi yang sehat, matanya jernih, selaputnya tidak kotor atau merah, bulu badannya halus serta mengkilat.
Kondisi tubuhnya padat berisi, tapi tidak gemuk
Bagian leher dan bahunya lebar
Bagian dada lebar, dalam dan menonjol ke depan
Pilihlah sapi jantan yang berat lahirnya tinggi dan mempunyai pertumbuhan yang cepat.
Berkaki pendek dengan kondisi tubuh yang baik dan berbentuk segi empat
Bagian pundak dan bab lehernya lebar
Bagian dada lebar, dalam, dan menonjol ke depan.
Masa Perkawinan dan Kelahiran Sapi Bali
Sapi Bali merupakan jenis sapi yang diketahui yang mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi. Fertilitasnya lebih banyak dipengaruhi oleh panjangnya masa birahi daripada imbas lingkungan. Secara teori, sapi yang mempunyai masa birahi lebih panjang akan lebih fertil dibandingkan dengan sapi yang masa birahinya pendek.
Kemampuan sapi bali menghasilkan anak dalam setahun berkisar 80-86%, dengan janjkematian anak yang relatif rendah, yaitu berkisar 1,87%. Pada pemeliharaan yang ekstensif (digembalakan) janjkematian anaknya lebih tinggi alasannya yaitu ditinggal induknya di semak-semak. Untuk itu pemeliharaan dikandang sanggup menekan janjkematian anak sapi yang dilahirkan.
Kemampuan reproduksi sapi bali sangat baik, sapi betina dikawinkan pertama kali pada umur 2-2,5 tahun, dimana perkembangan tubuh dan organ reproduksinya sudah sempurna. Jarak melahirkan anak sapi berkisar 12-14 bulan, tergantung dengan cara pengelolaannya. Indeks kebuntingan sapi bali kira-kira 1,2 yang artinya sapi betina menjadi bunting sesudah dikawinkan 1,2 kali (paling tidak sekali).
Sistem Perkawinan
Perkawinan sapi bali biasanya dilakukan dengan dua cara, yaitu secara (1) alami (kawin dengan sapi jantan pemacek) dan (2) inseminasi buatan.
Perkawinan secara alami biasanya tidak dihasilkan anak yang baik, mengingat sapi jantan pemaceknya tidak cukup baik. Untuk mendapat anak sapi yang baik, perkawinan dengan inseminasi buatan lebih menjanjikan mengingat inseminasi buatan memakai sperma dari sapi pejantan unggul (pilihan).
Untuk terjadi kebuntingan, harus diperhatikan ketika perkawinannya. Sapi bali betina tidak sanggup dikawinkan setiap saat. Perkawinan sanggup dilakukan pada ketika sapi betina birahi (minta kawin) yang terjadinya setiap 21 hari (satu siklus). Sapi betina yang sedang birahi akan tetap bangun ditempatnya apabila dinaiki oleh pejantan. Tanda-tanda sapi birahi lainnya sama dengan ternak lain secara umum, yaitu:
Sapi gelisah dan tidak tenang.
Sapi sering menguak/melenguh
Sapi mencoba menaiki ternak lainnya dan akan tetap membisu kalau dinaiki sapi lainnya
Pangkal ekornya sering terangkat sedikit dan kadang kala keluar cairan jernih transparan yang mengalir dari kemaluannya.
Sapi dara sering ditunjukkan dengan membengkaknya bab vulva dan kadang berwarna kemerahan.
Adakalanya sapi menjadi pendiam dengan nafsu makan yang kurang.
Pelaksanaan Perkawinan Sapi Bali
Setelah terlihat gejala birahi, sapi harus cepat dikawinkan. Perkawinan sanggup dilakukan secara alami atau dengan inseminasi buatan menyerupai telah diuraikan di depan. Kalau akan dilakukan inseminasi buatan, laporkan sapi yang sedang birahi kepada petugas (inseminator) yang telah ditunjuk oleh Dinas Peternakan setempat.
Menentukan Kebuntingan Sapi Bali
Secara sederhana, kebuntingan sanggup diamati 21 sesudah perkawinan dilakukan. Kalau tidak ditunjukkan gejala birahi, berarti kebunting telah terjadi, namun apabila gejala birahi muncul lagi, berarti perkawinan perlu diulang. Cara lain yang sanggup dilakukan yaitu dengan perabaan, yang hanya dilakukan oleh petugas yang terlatih dan berpengalaman. Lama bunting sapi bali berkisar280-285 hari. Setelah anak sapi lahir, induk sapi sanggup dikawinkan lagi sesudah 3 bulan melahirkan. Untuk menjaga kebuntingan, sapi bunting harus dipisahkan dari sapi lainnya.
Mempersiapkan Kelahiran
Beberapa hari menjelang melahirkan, induk yang bunting akan memperlihatkan tanda-tanda:
Ambing membesar dan kencang
Urat daging disekitar vulva mengendor, dan di kanan-kiri pangkal ekor kelihatan legok.
Beberapa ketika menjelang melahirkan, sapi gelisah.
Apabila gejala tersebut muncul, sangkar harus dibersihkan dari kotoran dan diberi ganjal dengan jerami kering.
Pertolongan yang sering dilakukan yaitu menarik kaki anak sapi yang gres lahir, namun harus dilakukan dengan hati-hati. Gerakan penarikan harus sesuai dengan irama dengan kontraksi/pengerahan tenaga yang dilakukan oleh induk.
Setelah melahirkan, induk sapi biasnya membersihkan lendir yang melekat pada anaknya dengan jilatan-jilatan. namun apabila induknya lemah dan tidak bisa segera melakukannya, maka kita perlu menolong membersikannya, terutama yang mengganggu lubang pernafasannya.
Supaya kelahiran berjalan lancar, induk sapi yang akan beranak diberi kesempatan bergerak kira-kira 2-3 ahad menjelang melahirkan.
Agar ternak sapi yang kita pelihara tidak terjangkit penyakit, pencegahan sanggup dilakukan dengan cara:
Menjaga sanitasi sangkar dengan membersihkan dan mengusahakan tidak becekDemikianlah ulasan perihal pembesaran ternak sapi bali, Baca juga info yang lainya menyerupai Usaha Budidaya Ikan Mas atau Budidaya Ikan Nila Merah di Terpal sebagai sumber rujukan untuk anada semuanya dalam melaksanakan perjuangan yang sedang anda tekuni, salam sukses untuk sahabat semuanya.
Mengikuti agenda vaksinasi oleh Dinas Peternakan atau POSKESWAN
Menjaga kebersihan tubuh sapi dengan cara memandikannya secara berkala
Mengobati luka-luka yang ada dan memberika desinfektan
Selalu menghubungi POSKESWAN/Petugas Kesehatan Hewan terdekat untuk mendapat perawatan apabila ada ternak yang sakit.