halo mitra kawan semuanya, kali ini saya mas ely akan membagikan artikel perihal mikroorganisme basil pada daging ayam.
Daging ayam sangat gampang terkotori oleh banyak sekali mikroorganisme dari lingkungan sekitarnya. Beberapa jenis mikroba basil yang terdapat dalam daging ayam yang umum ditemui yakni Escherichia coli dan Salmonella Sp. serta mikroba patogen lainnya. Pencemaran mikroba pada materi pangan merupakan hasil kontaminasi eksklusif atau tidak eksklusif dengan sumber–sumber pencemaran mikroba, menyerupai tanah, udara, air, debu, jalan masuk pencernaan dan pernafasan insan maupun hewan. berikut yakni pembahasannya.
mikroba bakteri Escherichia coli
E. coli yakni gram-negatif, anaerobik fakultatif dan non spora. Sel-sel biasanya berbentuk batang yang panjangnya sekitar 2 mikrometer (µm) dan diameternya 0,5 µm r, dengan volume sel 0,6-0,7 µm 3. E. coli sanggup hidup di banyak sekali substrat. E. coli memakai fermentasi asam adonan dalam kondisi anaerobik, menghasilkan laktat, suksinat, etanol, asetat dan karbondioksida.bakteri E. coli |
Sampai ketika ini ada 3 jenis basil yang sanggup dipakai untuk menawarkan adanya dilema sanitasi yaitu E. coli, kelompok Streptococcus (Enterococcus) fekal dan C. perfringens (Hariyadi, 2005). Menurut Brooks et al. (2005), E. coli merupakan mikroflora alami yang terdapat pada jalan masuk pencernaan insan dan hewan. Beberapa galur E. coli yang sanggup mengakibatkan penyakit pada insan yakni enteropathogenic E. coli (EPEC) enterotoxigenic E. coli (ETEC), enterohaemorrhagic E. coli (EHEC), enteroinvasive E. coli (EIEC), dan enteroaggregative E. coli (EAEC).
mikroba basil Salmonella Sp.
Bakteri dari genus Salmonella merupakan basil penyebab infeksi, jikalau tertelan dan masuk ke dalam badan akan mengakibatkan tanda-tanda yang disebut salmonellosis. Salmonella yang mencemari kuliner sanggup berkembang biak secara cepat alasannya yakni keadaan lingkungan yang panas dan lembab menstimulir pertumbuhannya. Salmonella mungkin terdapat pada kuliner dalam jumlah tinggi tetapi tidak selalu mengakibatkan perubahan dalam hal warna, bau, maupun rasa dari kuliner tersebut. Semakin tinggi jumlah Salmonella di dalam suatu makanan, maka semakin besar timbulnya tanda-tanda bisul pada orang yang menelan kuliner tersebut dan semakin cepat waktu inkubasi hingga tanda-tanda bisul (Supardi dan Sukamto,1999).Salmonella sp pada daging |
Syarat mutu karkas dan daging ayam dalam SNI 7388:2009 maupun syarat peraturan yang berlaku di Amerika Serikat menyatakan bahwa Salmonella merupakan basil patogen berbahaya sehingga di dalam produk pangan tidak diperbolehkan mengandung Salmonella. Alasan dari dicanangkannya “zero tolerance” ini yakni alasannya yakni Salmonella bertanggung jawab sebagai penyebab gastroenteritis (Lindquist, 1998).
Terdapat 1000 serotipe Salmonella bersifat patogen yang telah ditemukan hingga ketika ini dan diklasifikasikan menjadi 3 spesies yaitu S. cholerasuis, S. tiphy dan S. enteritidis. Spesies Salmonella yang tidak mengakibatkan demam enterik bersifat benalu primer pada binatang (Lay dan Hastowo, 1992). Salmonella merupakan salah satu genus dari Enterobacteriaceae, berbentuk batang Gram negatif, fakultatif anaerobik dan aerogenik. Biasanya bersifat motil dan memiliki flagella peritrikus, kecuali S. gallinarum-pullorum yang selalu bersifat non-motil. Kebanyakan strain bersifat aerogenik, sanggup mengguanakan sitrat sebagai sumber karbon, tidak membentuk H2S (Supardi dan Sukamto, 1999). Suhu optimum yang mendukung pertumbuhan Salmonella yakni 37°C, tetapi secara umum basil ini tumbuh pada suhu antara 4-45°C dan pada pH antara 4,0-9,0 dengan pH optimum 7,0 (Gast, 1991).
Gejala keracunan pada kebanyakan orang yang terinfeksi Salmonella sp. yakni diare, kram perut, dan demam yang timbul 8-72 jam sesudah mengkonsumsi pangan yang tercemar. Gejala lainnya yakni menggigil, sakit kepala, mual, dan muntah. Gejala sanggup berlangsung selama lebih dari 7 hari. Banyak orang sanggup pulih tanpa pengobatan, tetapi bisul Salmonella sp. ini juga sanggup membahayakan jiwa terutama pada anak-anak, orang lanjut usia, serta orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh. Penanganannya untuk sumbangan sanggup diberikan cairan untuk menggantikan cairan badan yang hilang. Lalu segera bawa korban ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
mikroba basil Clostridium perfringens
Clostridium perfringens merupakan basil Gram-positif yang sanggup membentuk spora, bersifat anaerobik dan berbentuk batang yang tidak bergerak. Bakteri ini terdapat di tanah, usus insan dan hewan, daging mentah, unggas, dan materi pangan kering. Clostridium perfringens sanggup menghasilkan enterotoksin yang tidak dihasilkan pada kuliner sebelum dikonsumsi tetapi dihasilkan oleh basil di dalam usus. Gejala keracunan sanggup terjadi sekitar 8-24 jam sesudah mengkonsumsi pangan yang terkotori bentuk vegetatif basil dalam jumlah besar.mikroba Clostridium perfringens |
Di dalam usus, sel-sel vegetatif basil akan menghasilkan enterotoksin yang tahan panas dan sanggup mengakibatkan sakit. Gejala yang timbul berupa nyeri perut, diare, mual, dan jarang disertai muntah. Gejala sanggup berlanjut selama 12-48 jam, tetapi pada kasus yang lebih berat sanggup berlangsung selama 1-2 ahad (terutama pada bawah umur dan orang lanjut usia). Untuk penanganannya, tidak ada penanganan spesifik kecuali mengganti cairan badan yang hilang. Tindakan pengendalian khusus terkait keracunan pangan jawaban basil ini bagi rumah tangga atau sentra penjual kuliner antara lain dengan melaksanakan pendinginan dengan suhu yang sempurna pada produk pangan matang dan pemanasan ulang yang benar dari kuliner sebelum dikonsumsi.